INDONESIAONLINE – Suhu politik di Kabupaten Blitar semakin panas. Aksi perusakan Alat Peraga Kampanye (APK) pasangan calon (paslon) Rini Syarifah-Abdul Ghoni atau “RINDU” marak terjadi di beberapa wilayah. Tak tinggal diam, tim pemenangan RINDU mengambil langkah tegas dengan menggelar sayembara berhadiah Rp5 juta bagi siapa saja yang berhasil menangkap pelaku perusakan.
Ketua Tim Pemenangan RINDU, Muhammad Rifai, mengungkapkan keprihatinannya atas serangkaian perusakan APK yang menimpa timnya. Sejak masa sosialisasi hingga kampanye resmi dimulai, spanduk dan baliho RINDU kerap ditemukan rusak bahkan hilang, terutama di Kecamatan Sutojayan dan Wates.
“Ini bukan sekedar soal pengrusakan materi kampanye. Ini tindakan yang merusak demokrasi, sebuah kampanye hitam yang tidak bisa dibiarkan merajalela,” tegas Rifai.
Ia menambahkan, sayembara ini terbuka bagi siapapun yang dapat menyerahkan bukti video aksi perusakan. Identitas pelapor dijamin kerahasiaannya. “Kami akan memberikan hadiah Rp5 juta bagi yang berhasil,” ujarnya.
Menanggapi fenomena ini, Novi Catur Muspita, pengamat politik dari Universitas Islam Balitar (Unisba), menilai perusakan APK sebagai cerminan ketatnya persaingan dalam Pilkada Kabupaten Blitar 2024.
“Perusakan alat peraga kampanye bisa menjadi sinyal bahwa persaingan politik semakin memanas. Tindakan ini tidak hanya mengganggu jalannya kampanye, tetapi juga bisa memicu ketidakpercayaan di kalangan pemilih,” jelasnya.
Novi menilai langkah sayembara yang dilakukan tim RINDU merupakan upaya preventif yang baik. Namun, ia juga mengingatkan pentingnya peran Bawaslu dalam mengawasi dan menindak tegas segala bentuk pelanggaran Pilkada.
Pilkada Kabupaten Blitar 2024 sendiri mempertemukan dua pasangan calon kuat. Pasangan Rijanto-Beky Herdihansah diusung oleh koalisi PAN, PDIP, dan Partai Nasdem. Sementara itu, pasangan petahana Rini Syarifah-Abdul Ghoni didukung oleh koalisi gemuk PSI, Demokrat, PKS, PKB, Golkar, PPP, dan Gerindra (ar/dnv).