INDONESIAONLINE – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang saat ini tengah memberi perhatian ekstra pada sektor pendidikan. Pasalnya, lantaran banyak ditemukan bangunan sekolah yang mengalami kerusakan. Hal tersebut tentunya membuat kegiatan belajar dan mengajar (KBM) menjadi kurang optimal.
Dari laporan yang diterima Bupati Malang, HM. Sanusi, hingga saat ini ada sebanyak 417 sekolah yang melapor butuh rehabilitisi bangunan. Hal tersebut juga ia pastikan saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) untuk mengetahui di sejumlah sekolah.
Dalam beberapa kali sidak yang dilakukan, kendati memang mendapati ada bangunan sekolah yang rusak, pembenahan atau perbaikan bukanlah menjadi satu-satunya solusi.
“Dari kunjungan ini nanti kita ambil kesimpulan, kita tata sekolahan kita ini. Jadi ternyata sekolah yang rusak itu nanti tidak mesti kita perbaiki, tapi kalau itu jadi kebutuhan akan kita perbaiki,” ujar Sanusi.
Selain bangunan rusak, hal lain yang menurutnya perlu mendapat perhatian serius adalah ditemukannya beberapa sekolah yang siswanya sedikit. Bahkan kurang dari 60 siswa. Yang menurutnya, jika dihitung dalam satu kelas hanya ada sebanyak 10 siswa untuk sekolah dasar (SD).
Untuk kondisi seperti itu, ia mengatakan tidak akan melakukan perbaikan pada sekolah tersebut. Namun, siswa di sekolah itu akan di-merger atau digabungkan ke sekolah lain yang terdekat. Sedangkan sekolah yang lama akan ditutup.
“Sekolahnya rusak, muridnya cuman 3, satu sekolah cuman 36, itu lebih baik muridnya di-merger. Alasan jauh nanti kita bantu transportasi,” jelas Sanusi.
Dirinya menyebut, minimnya jumlah murid dalam suatu kegiatan belajar mengajar dinilai kurang optimal dan tidak ideal. Menurutnya, satu orang guru idealnya mengajar 28 sampai 32 siswa dalam satu kelas. Sehingga kebutuhan guru di Kabupaten Malang juga menjadi ideal.
“Jadi kalau di-merger nanti satu guru bisa ngajar 28 dan maksimal 32, itukan lebih efektif,” imbuh Sanusi.
Dari laporan sementara yang masuk padanya, setidaknya ada 15 SD Negeri di Kabupaten Malang yang muridnya dibawah 60 orang. Sehingga ke depan semua murid dan guru yang ada di 15 sekolah tersebut akan digabungkan pada SD Negeri terdekat yang ada di desa itu.
Jika murid sekolah tersebut sudah di-merger, maka bangunan sekolahnya akan dimanfaatkan untuk hal yang lain.
“Tidak ditutup, tapi dimanfaatkan untuk yang lain. Bisa dimanfaatkan untuk desa untuk kegiatan UMKM nanti kita kerja sama dengan desa,” pungkas Sanusi.
Sementara itu, kegiatan sidak ke sekolah-sekolah rencananya akan terus dilakukan. Hal itu untuk memastikan kondisi sekolah di setiap wilayah Kabupaten Malang. Apakah perlu perbaikan atau butuh dilakukan merger bagi siswa dan siswinya.
Bupati Sanusi juga dijadwalkan untuk meninjau sejumlah sekolah di wilayah Malang Barat. Yang meliputi 3 kecamatan, yakni Pujon, Ngantang dan Kasembon.