INDONESIAONLINE – Sinergitas Pemerintah Desa dan Puskesmas Banjarejo, Kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung, dapat dilihat dari kagiatan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) yang diselenggarakan Kamis (11/8/2022) ini.
Kepala desa dan kepala puskesmas dengan didampingi perangkat dan petugas kesehatan serta kader posyandu tampah bahu-membahu melayani kedatangan orang tua bersama balitanya.
Alhasil, terhadap sasaran vaksin atau imunisasi untuk 223 balita lebih 80 persen hadir dan mendapatkan suntikan. “Harapan kami, dengan adanya kegiatan BIAN, anak-anak bisa lebih sehat jasmani serta rohani sehingga mencetak generasi yang berprestasi,” kata Kepala Desa Banjarejo Zainudin Jawahir.
Kepala desa yang khas dengan gaya kritis dan terbuka ini mengatakan, ada beberapa balita yang tidak dapat menerima imunisasi karena dalam kondisi sakit. “Ada 17 anak mengalami pilek dan demam. Sedangkan 8 lainnya pindah alamat,” ujarnya.
Selain itu, ada 2 anak yang ikut imunisasi di sekolah dan 28 balita lainnya tidak hadir dalam BIAN yang dipusatkan di Kantor Desa Banjarejo itu. “Saya apresiasi ucapan yang tak terhingga dari Ibu Kepala Puskesmas,” ujar Zainudin.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Banjarejo Tumini mengucaokan rasa terima kasih kepada pemdes, khususnya kepala desa dan perangkat, atas kerja sama yang baik ini.
“Kerja sama yang baik antara kepala desa beserta perangkatnya dengan Puskesmas Banjarejo dalam pelaksanaan BIAN di Desa Banjarejo,” kata Tumini.
Menurut dia, kerja sama yang baik untuk kepentingan masyarakat ini berdampak pada kehadiran jumlah balita untuk menerima imunisasi. “Cakupan 80 persen ini semua karena dukungan dari Bapak Kepala Desa yang sangat peduli dengan kesehatan warganya agar generasi yang akan datang menjadi generasi penerus yang sehat, cerdas dan berkualitas,” ungkapnya.
Dengan BIAN ini, pemerintah berharap agar dapat menutup kesenjangan imunitas pada anak yang sebelumnya belum mendapatkan vaksin yang lengkap.
Apalagi, saat pandemi covid-19., kegiatan posyandu, termasuk imunisasi, sempat terkendala dengan adanya peraturan protokol kesehatan.
Program ini diwujudkan sebagai upaya menutup kesenjangan imunitas anak dengan melakukan harmonisasi kegiatan imunisasi tambahan (campak-rubela) dan imunisasi kejar OPV, IPV, dan DPT-HB-Hib.