INDONESIAONLINE – Aktor sekaligus presenter Sonny Septian, suami Fairuz A. Rafiq, didiagnosis mengalami penyempitan pembuluh darah di otak.
Meski begitu, kondisinya semakin membaik. Fairuz A. Rafiq mengabarkan bahwa Sonny Septian sudah bisa dipindahkan ke kamar inap biasa setelah sebelumnya dirawat di ruang intensif.
“Alhamdulillah, Ya Allah. Daddy sudah boleh pindah ke kamar biasa. Yuk kita pindah sayang, Sonny Septian. Yuk sayang, semangat, ya, sebentar lagi sehat,” ujar Fairuz di unggahan Instagramnya, dikutip Senin (29/7).
Fairuz juga mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah mendoakan kesembuhan suaminya. “Makasih buat semua teman-teman doanya. Allah SWT balas seribu kebaikan buat semua teman-teman atas semangat dan doanya,” ujarnya.
Fairuz meyakini bahwa ujian sakit yang dialami suaminya adalah cara Tuhan melatih kesabaran. Oleh karena itu, dia dan suaminya harus sabar dan tetap bersyukur dalam situasi ini. “Jangan menyerah! Allah SWT sedang melatih kesabaranmu (Sonny Septian). Tetaplah bersyukur atas segala cobaan yang menimpamu. Jika kamu sedang diuji, itu berarti kamu sedang disempurnakan,” katanya.
Di sisi lain, Sonny menyampaikan rasa syukurnya karena Fairuz selalu ada di sisinya selama masa sakit ini. “Makasih, ya, sayang, sudah nemenin aku, jagain aku, dan ngurusin aku di rumah sakit ini. Bismillah kamu sehat, bahagia dunia akhirat, ya. Beruntungnya aku. Bismillah sehidup sesurga,” kata Sonny.
Hingga artikel ini ditulis, penyempitan pembuluh darah menjadi trending dalam pencarian Google. Banyak yang ingin tahu tentang penyakit yang diderita presenter terkenal tersebut.
Untuk diketahui, pembuluh darah adalah organ berbentuk selang yang terdapat di seluruh tubuh, mulai dari ujung kaki hingga ujung kepala. Organ ini berfungsi mengatur tekanan darah dan mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Pembuluh darah bisa melebar atau menyempit tergantung kebutuhan darah dalam tubuh.
Menurut laman Halodoc yang ditinjau oleh dr Fadhli Rizal Makarim, penyempitan atau pelebaran pembuluh darah berkaitan dengan pengaruh aktivitas otot dan saraf pada dinding pembuluh darah. Beberapa kondisi dapat memicu penyempitan pembuluh darah, seperti berada di tempat dingin atau mengidap penyakit tertentu.
Penyempitan pembuluh darah sebenarnya adalah mekanisme alami tubuh untuk menjaga keseimbangan. Penyempitan pembuluh darah kadang diperlukan untuk menjaga aliran darah yang sehat dan menjaga suhu tubuh agar tidak terlalu dingin.
Namun, penyempitan pembuluh darah yang abnormal dapat menyebabkan atau memperburuk tekanan darah tinggi. Jika tekanan darah tinggi menjadi kronis, maka risiko penyakit jantung dan stroke pun meningkat.
Saat penyempitan pembuluh darah terjadi, pasokan darah melambat tetapi tekanannya menjadi besar. Ada berbagai penyebab penyempitan pembuluh darah yang perlu diwaspadai, antara lain:
1. Mengidap Penyakit Tertentu
Penyebab pertama adalah adanya penyakit tertentu pada tubuh seseorang. Contohnya, sindrom penyempitan pembuluh darah otak reversibel (RCVS). Saat otot-otot di dinding pembuluh darah otak terganggu, penyempitan pembuluh darah sering terjadi dan menyebabkan gejala sakit kepala secara tiba-tiba.
2. Gangguan Psikologis
Stres merupakan salah satu kondisi psikologis yang dapat memicu penyempitan pembuluh darah, sehingga peredaran darah menjadi terganggu. Stres dapat memengaruhi kinerja saraf yang mengakibatkan detak jantung tidak teratur.
3. Hipotermia
Ketika tubuh terpapar suhu yang terlalu dingin dalam waktu lama, seseorang bisa mengalami hipotermia. Kondisi ini menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Tubuh akan menggigil saat kedinginan, merangsang aktivitas otot untuk menghasilkan panas tubuh, sementara penyempitan pembuluh darah menjaga suhu tubuh tetap hangat.
4. Konsumsi Obat
Beberapa obat seperti antidepresan, obat penyakit Parkinson, dekongestan, epinefrin, obat migrain, dan imunosupresan, dapat memberikan efek samping berupa penyempitan pembuluh darah.
Sementara itu, melansir laman Siloam Hospital, gejala penyempitan pembuluh darah atau aterosklerosis muncul secara bertahap. Kondisi ini bahkan sering kali tidak menimbulkan gejala apabila masih dalam kategori ringan. Penderita biasanya akan mulai merasakan gejala ketika arteri mulai menyempit.
Namun, berikut beberapa gejala aterosklerosis yang dapat dialami oleh penderita berdasarkan lokasi arteri yang terdampak, sebagai berikut:
• Jika terjadi pada arteri jantung, gejala yang dirasakan seperti dada terasa nyeri atau muncul tekanan di dada (angina).
• Jika terjadi pada arteri menuju otak, gejala yang dirasakan seperti mati rasa pada lengan atau kaki, pandangan menghilang, kesulitan berbicara, hingga otot wajah mengendur.
• Jika terjadi pada arteri lengan atau kaki, gejala yang dirasakan yaitu kaki terasa nyeri saat berjalan dan tekanan darah rendah pada lengan atau kaki yang terkait.
• Jika terjadi pada arteri menuju ginjal, gejala yang dirasakan mulai dari tekanan darah tinggi hingga gagal ginjal.
Dengan pemahaman yang lebih baik soal penyempitan pembuluh darah, diharapkan masyarakat dapat lebih waspada terhadap kondisi ini dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat. Semoga bermanfaat! (bin/hel)