Stres Bikin Gampang Sakit, Dokter Beber Alasan Medisnya

Stres Bikin Gampang Sakit, Dokter Beber Alasan Medisnya
Seseorang yang mengalami stres rentan terkena penyakit. (istock)

INDONESIAONLINE – Stres. Setiap manusia pernah mengalami kondisi tersebut. Stres adalah respons tubuh terhadap situasi yang dianggap mengancam atau menantang.

Menurut dr Bandoro MD dari GWS Medika, stres kronis dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap penyakit seperti flu, demam, hingga mengharuskan seseorang bolak-balik ke dokter.

Lantas mengapa kejadian yang tampaknya hanya terjadi di pikiran ini bisa memengaruhi kesehatan fisik kita?

Dokter Bandoro menjelaskan bahwa tubuh melepaskan hormon kortisol saat mengalami stres. Kortisol adalah hormon steroid yang mirip dengan obat anti-radang seperti Dexamethasone atau Methylprednisolone yang sering diresepkan dokter untuk mengurangi peradangan dengan menekan respons imun.

“Saat stres, keluar hormon yang namanya kortisol. Yang mungkin belum banyak tahu bahwa kortisol merupakan hormon steroid juga. Jadi, cara kerjanya mirip sama obat radang,” jelas Bandoro, dilansir dari Instagram pribadinya @bandoromd, Senin (8/7/2024).

Ketika stres kronis, tubuh memproduksi kortisol dalam jumlah yang lebih tinggi. Menurut Bandoro, kortisol dalam jangka pendek bisa membantu tubuh mengatasi situasi stres. Namun, jika stres terjadi terus-menerus dan kortisol dilepaskan secara berlebihan setiap hari, mulai pagi hingga malam, maka ini bisa mengurangi respons imun secara signifikan.

“Kortisol dalam batas normal berfungsi untuk mengatur berbagai proses dalam tubuh, termasuk mengendalikan respons peradangan. Namun, ketika kortisol dilepaskan secara berlebihan karena stres kronis, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi menurun. Akibatnya, kita menjadi lebih mudah terkena penyakit seperti flu, demam, dan infeksi lainnya,” ungkapnya.

Menurut Bandoro, obat-obatan yang diresepkan dokter sering kali hanya membantu meredakan gejala sementara. Jika penyebab utama, yaitu stres, tidak ditangani, maka penyakit akan cenderung berulang. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui cara mengelola stres dengan efektif.

Setiap orang memiliki kepribadian dan preferensi unik dalam menghadapi stres, sehingga tidak setiap teknik pengelolaan stres efektif untuk semua orang. Keunikan ini disebut sebagai personal stress profile (PSP). Berikut ini 4 komponen PSP untuk mengidentifikasi stres menurut Bandoro.

1. Stress Tolerance (Kemampuan Menoleransi Stres)

Mengukur sejauh mana kamu bisa menoleransi stres sebelum mengalami efek negatif.

2. Stress Triggers (Pemicu Stres)

Mengetahui apa saja yang memicu stres dalam hidup kamu.

3. Vulnerability Factor (Faktor Kerentanan)

Area hidup di mana kamu paling rentan terhadap stres.

4. Response Tendencies (Respons terhadap Stres)

Memahami kebiasaan dan pola kamu saat stres muncul.

Memahami PSP kamu adalah kunci penting dalam menyusun strategi yang tepat untuk mengelola stres dan mencegah penyakit yang berulang akibat stres kronis. Dengan begitu, kamu bisa menjaga kesehatan fisik dan mental secara lebih efektif. (bin/hel)