INDONESIAONLINE – Malam hari, suara burung gagak atau burung hantu kerap menggema di telinga, menimbulkan rasa takut dan kegelisahan. Banyak yang menghubungkan suara-suara ini dengan pertanda buruk, seperti bencana, kematian, atau kesialan. Namun, Islam menegaskan bahwa berprasangka buruk merupakan tindakan terlarang.
Hadis Qudsi dalam kitab al-Jami ash-Shaghir lis Suyuthi menyebutkan firman Allah SWT, “Aku bersama prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Jika ia berprasangka baik, itulah yang ia dapatkan. Namun, jika ia berprasangka buruk, itu pula yang ia dapatkan.”
Hal ini menunjukkan bahwa segala sesuatu yang terjadi merupakan ketetapan Allah SWT, dan tak pantas bagi manusia untuk menebak-nebak dengan prasangka buruk.
Ketika mendengar suara burung yang dianggap membawa sial, Rasulullah SAW mengajarkan untuk memohon perlindungan kepada Allah SWT.
Ustaz Syam, dalam sebuah channel YouTube, menjelaskan bahwa kalimat “La hawla wala quwwata illa billah” (Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dari Allah SWT), atau yang dikenal sebagai hauqalah dapat diamalkan.
“Kalimat hauqalah memiliki keutamaan untuk mendapatkan jaminan surga di akhirat dan melindungi dari hal-hal yang membahayakan,” tegas Ustaz Syam.
Lanjutnya, suara burung yang dikaitkan dengan musibah hanyalah takhayul belaka.
Hadis riwayat Al-‘Uqaili, dha’if, menuturkan sabda Rasulullah SAW, “Perbanyaklah dari (membaca) Lā hawla walā quwwata illā billah, karena sesungguhnya ia bisa menolak 99 pintu dari beberapa pintu kejelekan, dan yang paling ringan darinya adalah kesusahan.”
Hadis ini menunjukkan bahwa hauqalah memiliki kekuatan untuk menolak berbagai bentuk musibah, termasuk kesusahan. Hal ini juga diperkuat oleh kisah sahabat Jabir RA yang berkeluh kesah kepada Rasulullah SAW atas suatu musibah, dan dianjurkan untuk membaca hauqalah.
Kesimpulannya, menghubungkan suara burung dengan pertanda buruk merupakan takhayul yang bertentangan dengan ajaran Islam. Sebagai umat Islam, kita dianjurkan untuk berprasangka baik kepada Allah SWT dan senantiasa memohon perlindungan-Nya dengan membaca hauqalah (as/dnv),