INDONESIAONLINE – Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sedang ramai disorot berbagai pihak. Pasalnya, suara PSI meroket dalam tiga hari ini (Kamis-Sabtu). Di mana, ada penambahan suara dari 2,86 persen menjadi 3,13 persen pada Sabtu (2/3/2024) pukul 15.00 WIB. Atau dari 2.171.907 suara pada Kamis (29/2/2024) pukul 10.00 WIB menjadi 2.402.268
Julius Ibrani Ketua Perhimpunan Bantuan Hukum Indonesia (PBHI), salah satu anggota Koalisi Masyarakat Sipil mengatakan, kenaikan perolehan suara PSI di tengah data hasil pemilu yang masuk di atas 60 persen tidak masuk akal.
“Koalisi sudah menduga penggelembungan suara akan terjadi bersamaan dengan penghentian penghitungan manual di tingkat kecamatan dan penghentian Sirekap (Sistem Rekapitulasi) KPU,” kata Julius, Minggu (3/3/2024).
Julius mengatakan, sejak 18 Februari lalu KPU di tingkat kabupaten/kota sempat menyetop pleno terbuka rekapitulasi suara secara manual di level kecamatan. Dalam waktu yang bersamaan, KPU menghentikan penghitungan Sirekap untuk alasan penyamaan data. Akibatnya, Sirekap tidak bisa diakses.
“Itu menguatkan kecurigaan publik bahwa Pemilu 2024 telah dibajak oleh rezim Jokowi,” tutur Julius.
Sementara itu, Komisioner KPU Idham Holik mengaku tidak memahami masalah lonjakan kenaikan suara PSI yang tercatat di Sirekap. Meski demikian, ia mengakui bahwa pencatatan perolehan suara di Sirekap memang sempat tidak akurat dan pihak KPU terus berupaya untuk mencocokkan data di Sirekap dengan data real count di tingkat TPS.
“Informasinya yang lama saja bahwa itu sedang diakurasi,” kata Idham.
Namun, Idham mengaku tidak mengetahui persis jumlah data yang sedang diakurasi karena ia tidak memegang data tersebut.
PSI Angkat Suara
Disorot dengan dugaan penggelembungan suara, Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie akhirnya angkat suara.
“Penambahan, termasuk pengurangan suara, selama proses rekapitulasi, adalah hal wajar. Yang tidak wajar adalah apabila ada pihak-pihak yang mencoba menggiring opini dengan mempertanyakan hal tersebut,” kata Grace.
Grace menambahkan, hingga saat ini masih ada puluhan juta suara yang belum dihitung. Menurut dia, mayoritas suara itu berada di basis suara pendukung Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) sehingga suara PSI masih bisa bertambah lagi.
“Apalagi hingga saat ini masih lebih dari 70 juta suara belum dihitung dan sebagian besar berada di basis-basis pendukung Jokowi di mana PSI mempunyai potensi dukungan yang kuat,” ujar Grace.
Grace juga menanyakan kenapa PSI saja yang dipersoalkan dalam kenaikan suara. Padahal menurutnya, kenaikan suara juga terjadi di partai lainnya.
“Kenapa yang disorot hanya PSI? Bukankan kenaikan dan juga penurunan terjadi di partai-partai lain? Dan itu wajar karena penghitungan suara masih berlangsung,” ujarnya.
Grace pun meminta semua pihak bersikap adil dan proporsional. Ia meminta semua pihak menunggu hasil rekapitulasi akhir dari KPU.