INDONESIAONLINE– Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang, tak hanya menyediakan beasiswa bagi para mahasiswa dalam negeri saja. Beasiswa juga diberikan kepada para mahasiswa asing. Beasiswa tersebut diberikan melalui Program International Student Scholarship (ISS) 2021.
Program ISS merupakan program beasiswa yang dipersembahkan oleh UIN Maliki Malang bagi warga internasional yang ingin mendapatkan pengalaman baru dan merasakan langsung suasana, proses, dan kualitas pendidikan Islam di Indonesia.
Pada tahun ajaran 2021 UIN Maliki Malang menyediakan program beasiswa ISS untuk 30 mahasiswa internasional pada jenjang Sarjana (S1), Magister (S2), dan Doktor (S3).
Muhammad Khafid, Staff Kantor Urusan Internasional (KUI) UIN Maliki Malang menjelaskan, jika kuota beasiswa ISS memang saat ini disediakan 30 mahasiswa. Akan tetapi, para peminat atau calon mahasiswa asing yang melakukan pendaftaran terpantau antusiasnya begitu tinggi dan melebihi kuota beasiswa yang disediakan.
“Akan tetapi, meskipun yang daftar banyak, dan kuotanya 30, yang terpilih hanya 15 orang mahasiswa internasional. Untuk pendaftar lain belum sesuai dengan kriteria yang ditetapkan,” jelasnya.
Dari 15 orang yang mendapatkan beasiswa Program ISS itu, diantaranya berasal dari beberapa negara seperti Afghanistan, Somalia dan beberapa negara lain. Adanya beasiswa, selain bagian dari internasionalisasi kampus, juga bagian dari penguatan kerjasama negara, UIN Maliki Malang dan negara sahabat. Hal ini juga menjadi kesempatan untuk memperkenalkan budaya Indonesia.
Mereka yang lolos, tentunya mendapatkan sejumlah fasilitas. Di antaranya adalah gratis biaya pendaftaran, Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA), biaya kuliah, biaya ujian, perumahan siswa, asuransi kesehatan. Beasiswa ini juga termasuk tiket pulang-pergi, visa, izin tinggal, dan biaya hidup.
“Beasiswa yang diberikan adalah untuk jenjang Sarjana, Magister hingga Program Doktor. Kalau untuk prodi yang banyak diminati adalah terkait kefarmasian. Soalnya mungkin kalau terkait prodi agama, mungkin mereka sudah belajar di negaranya,” tuturnya.
Sementara itu, untuk perkuliahan karena selama ini masih dalam situasi pandemi, perkuliahan untuk mahasiswa asing masih dilakukan secara online.