JATIMTIMES – Tragedi tewasnya tiga remaja di Kedung (Muara) Neyama, Pantai Sidem membuat kepala Desa Besole terkejut. Pasalnya, ia mengaku baru dapat kabar beberapa jam setelah kejadian.

“Saya tidak dikabari langsung, begitu dapat kabar beberapa jam setelah kejadian itu langsung saya cek apakah tempat wisata yang baru itu sengaja buka atau bagaimana,” kata Kepala Desa Besole, Suratman.

Pihak Pemdes Besole, menurut Suratman belum mendapat kabar jika wisata di Neyama telah dibuka.

“Kita akan panggil pengelolanya, jika memang sudah di buka ini jelas tidak bisa dibenarkan karena tidak ada pemberitahuan ke desa,” ujarnya.

Selain pengelola, Suratman akan meminta klarifikasi dari pihak PLTA Neyama apakah ada izin membuka lokasi wisata baru yang wilayahnya masuk ke kawasan pembangkit listrik itu.

“Kita akan minta penjelasan, jangan sampai dengan adanya kejadian ini kita disalahkan karena dianggap sengaja membuka tempat wisata yang membahayakan jiwa,” ungkapnya.

Baca Juga  Jatuh dari Atap 8 Meter, Buruh Serabutan di Tulungagung Tewas

Pemdes Besole menurut Kepala Desa telah koordinasi dengan pihak Muspika Besuki, untuk sementara ini kawasan wisata itu akan ditutup.

“Nanti kita beri batas atau larangan agar tidak berenang ditempat yang berbahaya itu, kita prihatin dengan kejadian ini,” jelasnya.

Seperti diketahui, tiga korban di wisata pantai atau Muara Neyama, Desa Besole, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung, tewas tenggelam. 

Sebelumnya, diketahui ada empat remaja yang awalnya berenang di kedung pinggir pantai Neyama, masuk dusun Sidem, Desa Besole, Kecamatan Besuki pada Selasa (01/03/2022) pukul 11.00 WIB. 

Kronologi kejadian ini berawal, dari empat anak yang sedang mengendarai sepeda motor ke arah pantai. 

“Berada di tempat parkir tiba-tiba ada empat orang anak mengendarai sepeda motor kearah pantai. Selanjutnya, berenang dan sudah dilarang untuk tidak berenang di pantai tepatnya di kedung pantai Neyama,” kata Kapolsek Besuki, AKP Sumaji. 

Baca Juga  Terus Berkurang, Selama Bulan Juni Ada 4 Bencana di Kota Batu

Namun, empat anak tetap bandel dan tetap melanjutkan berenang. Tidak lama kemudian anak yang berinisial FK, minta tolong tetapi  tidak bisa apa-apa karena tidak mahir berenang. 

“Tiga remaja kemudian diketahui tenggelam,” imbuhnya. 

Berurutan, pada pukul 12. 00 WIB, petugas dan warga berhasil mengevakuasi satu diantara korban yang kemudian dua diantaranya berhasil ditemukan pada jam 12.30 WIB dan jam 13.00 WIB dalam keadaan tidak bernafas lagi. 

Tiga korban itu masing-masing berinisial RG (13)  FK (13) dan KK (13) warga desa Gador, kecamatan Durenan. Dari keterangan dua saksi, Dedi Purnanto (33) dan Andik (33) warga setempat, keduanya telah diingatkan agar tidak berenang. Namun, peringatan itu tidak di indahkan sehingga keempatnya mengamankan musibah dan satu diantaranya berhasil selamat. 



Anang Basso