INDONESIAONLINE – Kiprah luar kampus Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang merambah ke sektor kopi di Pasuruan. Tim UIN Maliki Memgabdi Qaryah Thayyibah, yakni Sri Andriani SE MSi dan Drs Agus Sucipto MM, mendorong Komunitas Kopi Pasuruan yang mencakup 12 kecamatan untuk lebih berdaya dan maju.
Tim dosen UIN Maliki itu melaksanakan kegiatan pelatihan guna meningkatkan kemampuan operator bisnis kopi di Pasuruan. Dalam pelatihan, juga diberikan wawasan penting yang berkaitan dengan proses digitalisasi keuangan dan sertifikasi halal.
Kegiatan yang dilaksanakan belum lama ini di Desa Kucur, Purwosari, Kabupaten Pasuruan diikuti oleh 20 operator bisnis kopi yang menjabat sebagai koordinator kabupaten. Mereka menunjukkan antusiasme yang cukup besar dalam terlibat dengan materi yang disajikan oleh pembicara Dian Rusdianto.
Dalam pelatihan ini, banyak benefit yang didapatkan peserta. Keuntungan utama yang diperoleh dari kegiatan ini adalah mendapatkan materi pelatihan keuangan digital yang memanfaatkan aplikasi “Si APIK”.
Aplikasi ini memungkinkan operator bisnis untuk secara sistematis dan akurat mencatat setiap transaksi, sehingga memfasilitasi analisis kinerja bisnis dan meningkatkan kualitas pengambilan keputusan bisnis.
Selama acara tersebut, peserta diinstruksikan tentang pemanfaatan aplikasi “Si APIK” yang efektif dan efisien untuk pengelolaan keuangan bisnis mereka. Selain itu, mereka diberikan wawasan mengenai pentingnya sertifikasi halal untuk produk kopi, terutama dalam kaitannya dengan promosi pariwisata halal.
Sebagai hasil dari pelatihan ini, pengusaha kopi telah mencapai profil bisnis yang lebih profesional. Mereka telah beralih dari pencatatan manual konvensional untuk menggunakan aplikasi langsung pada smartphone, yang memungkinkan mereka untuk menghasilkan laporan keuangan dengan lebih mudah dan akurat.
Selain itu, program bimbingan ini telah berhasil memotivasi operator bisnis untuk menyelesaikan prosedur perizinan bisnis mereka. Sebelumnya, banyak peserta tidak memiliki nomor induk berusaha (NIB) dan sertifikat halal.
Namun, pasca-pelatihan, terdapat imbas positif dalam upaya pengembangan usaha para operator kopi. Semua peserta telah berhasil memperoleh sertifikat halal dan NIB, yang diantisipasi untuk meningkatkan kepercayaan konsumen dan memperluas peluang pasar.
Sri Andriani, ketua inisiatif pengabdian, mengungkapkan kepuasannya mengenai hasil yang dicapai. Sebelum adanya pelatihan, para peserta belum memiliki profil bisnis yang jelas. Namun, berkat keseriusan dan komitmen pengabdian tim dosen dalam mendorong kemajuan pelaku usaha kopi ini, terjadi peningkatan yang cukup signifikan.
“Kami sangat antusias untuk mengamati transformasi substantial di antara para peserta. Awalnya tanpa profil bisnis yang pasti, mereka sekarang telah membentuk identitas bisnis yang kuat. Selain itu, dengan akuisisi sertifikasi halal dan NIB, produk kopi mereka telah mencapai peningkatan kualitas dan keandalan,” terangnya.
Lebih lanjut ditegaskan, kemajuan ini dapat meningkatkan kualitas produk dan memfasilitasi ekspansi pasar, terutama di sektor pariwisata halal. Artinya, hal ini juga mendongkrak daya saing yang dimiliki oleh para pelaku usah kopi ini.
Ririn, pemilik Kutjur Coffee, salah satu peserta pelatihan, mengungkapkan, pelatihan ini menyajikan wawasan yang sangat bermanfaat dalam pengembangan usaha.
“Pelatihan ini telah memfasilitasi pemahaman kami tentang metrik penjualan, biaya yang dikeluarkan, dan terutama telah memungkinkan kami untuk memantau keuntungan secara real time,” katanya.
Tanto, pemilik Kopi Gondosuli Puspo, menyampaikan apresiasinya atas sifat ramah pengguna aplikasi Si APIK. “Saya tetap berpikiran terbuka. Namun ketika menggunakan Si APIK, disarankan untuk tidak mengklik laporan untuk menghindari potensi kewajiban kepada bank,” katanya.
Dalam pelatihan itu, turut difasilitasi dan ditekankan bahwa sertifikasi halal menjadi sebuah hal yang penting. Sertifikat halal tidak hanya berfungsi sebagai validasi kepatuhan produk tetapi juga sebagai instrumen untuk meningkatkan kepercayaan konsumen dan menciptakan peluang untuk penetrasi pasar, terutama dalam domain pariwisata halal.
Pencapaian sertifikasi halal memungkinkan produk kopi Dusun Kucur mendapatkan penerimaan yang lebih besar di pasar yang lebih luas, baik domestik maupun internasional. Perkembangan ini diantisipasi untuk meningkatkan daya saing dan pendapatan pengusaha kopi.
“Kami mengucapkan terima kasih yang mendalam atas inisiatif pendampingan ini,” tambah Ahmad, salah satu peserta program.
Ahmad melanjutkan bahwa pelatihan keuangan digital dan sertifikasi halal telah memberi wawasan yang sangat penting untuk pertumbuhan bisnis. “Materi yang sampaikan sangatlah relevan dan bermanfaat dalam pengembangan bisnis,” ungkap dia. (as/hel)