Tom Lembong, Ekonom Kawakan dan Eks Menteri yang Kini Tersangka Kasus Gula Impor

Tom Lembong, Ekonom Kawakan dan Eks Menteri yang Kini Tersangka Kasus Gula Impor
Tom Lembong ditetapkan sebagai tersangka kasus impor gula 2015-2016. (@Tomlembong)

INDONESIAONLINE – Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong sudah ditetapkan sebagai tersangka kasus impor gula tahun 2015-2016 oleh Kejaksaan Agung (Kejagung).

Saat itu, Tom Lembong menjabat menteri perdagangan dalam periode pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Jabatan menteri perdagangan disandang sejak 12 Agustus 2015 hingga 27 Juli 2016. Setelah itu, Tom Lembong digeser menjadi kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sejak 27 Juli 2016 hingga 23 Oktober 2019.

Kasus impor gula itu disebut merugikan negara sekitar Rp 400 miliar. Kejaksaan Agung menyebut, sebagai menteri perdagangan, Tom Lembong mengizinkan impor gula saat Indonesia surplus gula. Dia juga dianggap menyalahi prosedur karena tidak berkoordinasi dengan kementerian lain dan mengizinkan perusahaan swasta melakukan impor gula. Padahal, aturannya, impor gula hanya bisa dilakukan BUMN (badan usaha milik negara).

Terlepas dari kasus yang menjeratnya, Tom Lembong  merupakan salah satu tokoh ekonomi kawakan di tanah air. Karena itu, dia pernah menduduki kursi menteri perdagangan dan kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Bahkan, di masa pemerintahan Anies Baswedan sebagai gubernur DKI Jakarta, Tom Lembong sempat menjabat sebagai komisaris utama PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA).

Jejak karier Tom diketahui terbentang panjang di berbagai perusahaan finansial. Dia pernah menjabat CEO dan managing partner di perusahaan asuransi Quvat Capital.

Tom Lembong juga sempat bekerja di Deutsche Bank, Morgan Stanley, Farindo Investments, dan sempat dua tahun bekerja sebagai kepala divisi dan senior VP di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).

Tom merupakan salah satu sosok yang bertanggung jawab mengelola aset para obligator BLBI di BPPN. Alumnus Universitas Harvard ini pun sempat menjadi sorotan ketika restrukturisasi aset Sinar Mas pada 2001.

Selain itu, Tom Lembong pernah dinobatkan sebagai Young Global Leader (YGL) di World Economic Forum (Davos) pada 2008.

Tom Lembong juga pernah menjabat sebagai co-captain di Timnas Amin (Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar) pada Pilpres 2024. Anies-Muhaimin menjadi rival Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Pilpres yang akhirnya dimenangkan Prabowo-Gibran. Satu lagi rivalnya adalah pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD. (rd/hel)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *