Trauma Bencana, Warga Lumajang Dikagetkan Gempa

Trauma Bencana, Warga Lumajang Dikagetkan Gempa

Trauma Bencana, Warga Lumajang Dikagetkan Gempa

JATIMTIMES– Di tengah kekhawatiran bencana Gunung Semeru, warga Lumajang berulang kali dikejutkan adanya gempa bumi. Kamis (16/12/2021) pagi sekitar pukul 06.00 WIB, warga Lumajang berlarian keluar rumah setelah ada getaran gempa yang cukup membuat bulu kuduk berdiri.

“Gemertak genting rumah dan getaran kaca rumah membuat kami kaget, kalau tidak dalam kondisi sekarang mungkin tidak terlalu membuat kami khawatir,” ujar warga Lumajang yang bernama Leny.

Leny mengatakan, saat ini sering takut bahkan ia mengaku agak rewel kepada suaminya agar tidak pulang malam semenjak peristiwa erupsi Gunung Semeru. Meskipun tidak terdampak langsung oleh bencana Gunung Semeru, Leny juga merasa trauma karena sering mendapat kiriman video tentang bencana tersebut.

Terkait gempa yang terjadi pada Kamis (16/12/2021) pagi ini, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan jika gempa terjadi di wilayah Jember berkekuatan 5,1 magnitudo. Sebelumnya, malam harinya juga sempat terjadi gempa dan diketahui pusat gempa dari arah Malang dengan kekuatan 5,3 magnitudo.

Gempa ini  tidak tak hanya dirasakan masyarakat Lumajang, namun turut dirasakan di berbagai wilayah, seperti wilayah Jember dan Probolinggo. Untuk gempa Kamis pagi diinformasikan oleh BMKG bahwa episentrum gempa berada di 42 Kilometer Barat Daya Jember, 8.55 derajat Lintang Selatan dan 113,49 derajat Bujur Timur dengan kedalaman 10 Kilometer.

Menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Bambang Setiyo Prayitno, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya maka gempa bumi yang terjadi Kamis pagi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat aktivitas subduksi lempeng dan gempa ini tidak berpotensi tsunami.

Secara historis sudah diketahui bahwa wilayah Indonesia umunya potensi dari tsunami akibat pertemuan lempeng Indo- Australia yang bertumbukan dengan lempeng Eurasia. Bambang mengakui bahwa pantai di Sumatera, Selatan Jawa sampai NTT, Utara Sulawesi, Utara Papua dan di Wilayah Palopo sering terjadi tsunami.

Namun Bambang berharap agar masyarakat tidak terlalu panik, yang penting adalah upaya mitigasi yang harus di lakukan. Bagaimana setiap daerah memahami wilayah masing masing untuk membuat jalur evakuasi, tempat evakuasi. Sehingga  jika masyarakat merasakan ada guncangan begitu kuat di pantai tersebut bisa langsung evakuasi sesuai petunjuk.

“Segera ikuti arahan dan petunjuk mitigasi yang sudah disampaikan oleh BMKG dan pemerintah daerah dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, jangan panik apalagi sudah ada peringatan dini dari BMKG,” pungkasnya.



Teguh Eko Januari

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *