INDONESIAONLINE – Oknum tukang ojek di kawasan wisata Bromo sempat viral di media sosial. Pasalnya, tukang ojek itu menarik tarif cukup fantastis, sebesar Rp 400 ribu.
Usai viral, sosok tukang ojek itu pun diburu. Terbaru, tukang ojek tersebut akhirnya muncul di depan publik untuk meminta maaf.
“Pada hari ini, Selasa 28 Mei 2024, saya yang bertanda tangan di bawah ini, nama Purwanto, alamat Wonokitri. Sehubungan dengan video viral yang ada di media sosial atas kejadian kesalahpahaman dan ketidaknyamanan pelayanan jasa wisata ojek di Bromo, saya memohon maaf dan mengakui kesalahan kepada seluruh pihak terkait,” kata Purwanto seperti dilihat di unggahan @inijawatimur di Instagram pada Kamis (30/5/2024).
Purwanto juga berjanji tidak akan lagi mengulangi perbuatan tersebut. “Demikian surat pernyataan ini saya buat sebagai bentuk penyesalan dan permohonan maaf, tanpa ada paksaan dari pihak mana pun,” imbuhnya.
Sebelumnya, beberapa wisatawan Bromo mengeluh karena merasa dirugikan oleh pelaku jasa ojek. Wisatawan tersebut mengaku ditembak tarif ojek dengan harga mahal.
Kejadian harga ojek mahal tersebut dialami oleh akun TikTok @Fbrdira dan wisatawan lain yang videonya dibagikan akun Instagram @ladubromo. Dalam narasinya, wisatawan-wisatawan tersebut mengeluh ojek meminta ongkos lebih mahal dari kesepakatan awal.
“Kalau naik ojek ke sini, jangan sampai ketipu ya guys. Tadi perjanjian cepek (seratus ribu)… Sampai sini kita ditembak empat ratus (ribu),” kata wisatawan tersebut, dikutip Minggu (26/5).
“Sama Pak Pur, inget ya atas nama Pak Pur. Tadi awalnya kita satu orang gocap (lima puluh ribu), lalu (karena) naik turun (Pulang Pergi/PP) jadi cepek (seratus ribu). Sekarang kita (malah) dikenakan 400 (per ojek) ya guys,” tambah wisatawan tersebut.
Dalam penjelasannya, wisatawan tersebut awalnya sudah memesan jeep untuk ke spot matahari terbit atau sunrise. “Akan tetapi jeep tersebut (yang disewa) tidak bisa lewat karena banyak jeep yang parkir sembarangan, bahkan ada yang menghalangi jalan,” katanya.
“Akhirnya kita ber 6 memutuskan untuk pakai jasa ojek pangkalan,” imbuh keterangan wisatawan tersebut.
Sebelum naik ojek, wisatawan mengaku sudah tawar menawar harga. Hasil dari tawar menawar itu deal dengan harga setiap ojek Rp 200 ribu membawa dua penumpang.
“Akhirnya kami memesan 3 ojek. Akhirnya deal setiap ojek 200 pulang pergi (PP) dengan kondisi penumpang 2 dan 1 driver,” jelasnya.
Wisatawan itu juga mengaku sebelum tawar menawar, tukang ojek memberikan harga Rp400 ribu pulang pergi untuk dua orang saja. Namun akhirnya berhasil ditawar dengan harga Rp200 ribu, di mana tiap ojek membawa dua penumpang. Artinya, tiap penumpang Rp100 ribu.
“Coba bayangkan dengan logika apakah kalian akan deal dengan harga Rp 400 ribu untuk 2 orang? Saya yakin di antara banyak kalian tidak akan mau kecuali kalian yang memang orang berlebih,” tulis wisatawan.
Setelah deal Rp200 ribu per-ojek dengan membawa dua penumpang, diduga para ojek tetap meminta Rp 400 ribu per-ojek untuk pulang pergi (PP). Hal ini lantas membuat kecewa wisatawan.
“Saya yakin orang yang berwisata tidak semuanya punya spare uang lebih. Akan tetapi mereka menyempatkan waktu dan tabungan hanya untuk wisata ke dalam negeri,” tambah wisatawan tersebut. (mut/hel)