INDONESIAONLINE-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar mendukung program pemerintah pusat dalam terwujudnya penduduk tumbuh seimbang dan mewujudkan generasi emas pada tahun 2045. Salah satu upayanya, Pemkab Blitar melalui Dinas PPKBP3A terus melakukan upaya menurunkan angka stunting di wilayah Kabupaten Blitar.

Salah satu strategi yang dilakukan Pemkab Blitar dan Dinas PPKBP3A (Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) adalah dengan membentuk satgas stunting dengan tindak lanjut melakukan Monitoring dan Evaluasi Percepatan Penurunan Prevalensi Stunting di Kabupaten Blitar, Senin (22/8/2022) di wisata Edukasi Kampung Coklat. Rapat monev dibuka secara langsung oleh Wakil Bupati Blitar Rahmat Santoso.

Monev yang digelar dihadiri perangkat daerah pengampu percepatan penurunan stunting se-Kabupaten Blitar, USAID, TP PKK, tenaga ahli pemberdayaan masyarakat program pembangunan dan pemberdayaan desa dan Satgas Stunting Kabupaten Blitar. Hadir pula Fatayat, Aisyiyah dan Muslimat NU Kabupaten Blitar.

Dalam sambutanya, Rahmat menyampaikan ucapan terimakasih kepada seluruh perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Blitar dan seluruh pihak yang senantiasa berkomitmen dalam penanganan stunting. Dia juga mengatakan, berbagai program penurunan stunting sudah dijalankan oleh pernagkat daerah sesuai dengan tugas, pokok dan fungsinya. Selanjutnya muncul tantangan bagaimana memastikan seluruh program dan berbagai sumber anggaran yang ada dapat sampai dan diterima oleh rumah tangga sasaran.

Baca Juga  Bergaya Seks Oral saat Makan Es Krim, Oklin Fia Jadi Sorotan

“Penanganan stunting ini harus dilakukan secara sinergitas, bukan tugas Dinas PPKBP3A, Dinas Kesehatan saja, tapi penangananya harus dilakukan secara sinergi, bersama-sama, secara kolaborasi,” kata Rahmat.

Dalam kesempatan ini Rahmat mendorong agar rencana aksi nasional dalam penanganan stunting periode 2021-2024 benar-benar dilaksanakan sebaik-baiknya oleh OPD terkait di lingkungan Pemkab Blitar. Rahmat juga meminta kepada Ketua Tim Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting , Kabupaten Blitar, secara periodik minimal 2 kali setahun agar melaporkan kegiatan yang sudah dilaksanakan kepada TPPS melalui Sekretaris TPPS Kabupaten.

“Dan jangan lupa, selalu berkoordinasi terkait penentuan sasaran dan target yang akan dicapai. Serta ciptakan inovasi-inovasi dalam rangka percepatan penurunan stunting. Dan saya ingin sinergitas penanganan stunting di Kabupaten Blitar ini benar-benar solid, kedepan diskusi seperti ini harus berlanjut, jangan seremonial saja,” tukas orang nomor dua di Kabupaten Blitar.

Kepala Dinas PPKBP3A Kabupaten Blitar, Herman Widodo mengatakan kegiatan Monev yang dilaksanakan kali ini bertujuan memantapkan koordinasi lintas sektor dalam penurunan angka stunting. Herman juga menegaskan, penurunan angka stunting bukan hanya tugas dari pemerintah daerah, tapi merupakan tugas dan tanggung jawab lintas sektoral yang melibatkan seluruh komponen masyarakat.

“Dalam penurunan angka stunting, seluruh masyarakat harus peduli dan terlibat untuk bersama-sama mewujudkan generasi muda kita menjadi generasi unggul di masa depan. Caranya adalah dengan kita semua perduli memberantas yang namanya stunting,” kata Herman.

Baca Juga  Maknai Bulan Ramadan, Tenaga Pendidik di Blitar Selatan Ikuti Siraman Rohani di Masjid At Taqwa Kademangan

Herman menambahkan, dalam menurunkan angka stunting dibutuhkan kerja keras. Sebab menurutnya, tidak semua orang tua mau jujur jika anak mereka masuk kategori stunting. “Masih ada orang tua yang malu, jika anak mereka dikatakan stunting. Inilah yang menjadi PR kita bersama, jika mendapati hal-hal seperti itu nanti akan ditangani secara sinergitas oleh lintas sektoral. Memang anggaran kita terbatas, maka untuk penanganan stunting ini nanti akan ditangani secara sinergitas dan diperlukan kepedulian mulai dari tingkat desa dan pengusaha untuk membantu saudara-saudara kita yang bermasalah di stunting,” tukasnya.

Di kesempatan yang sama, Kepala Bidang  Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, dr Miftakhul Huda, mengatakan fokus dari penanganan stunting adalah jangan sampai jumlah kasus stunting bertambah. Dalam penangananya mutlak harus melibatkan lintas sektoral dan seluruh komponen masyarakat.

“Dalam penangananya, jangan sampai kasus stunting itu bertambah. Makanya, ibu-ibu dikasih tablet penambah darah, anak-anak SMP, remaja dan SMA dikasih tablet darah. Juga ibu-ibu yang hamil itu enzim nya cukup, timbang badan. Jadi penangananya, jangan sampai ada kasus baru stunting, yang stunting cepat ditemukan, yang berpotensi stunting cepat ditangani,” pungkas Huda.(Adv/Kmf)