UIN Malang Kian Go International, Sambut Puluhan Mahasiswa Asing dari 18 Negara

UIN Malang Kian Go International, Sambut Puluhan Mahasiswa Asing dari 18 Negara
Perwakilan mahasiswa asing bersama jajaran pimpinan UIN Maliki Malang dalam acara penyambutan di gedung Rektorat UIN Malang. (foto: ist)

INDONESIAONLINE – Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang menyambut kedatangan 42 mahasiswa asing dari 18 negara, Jumat 26 September 2025, di gedung rektorat.

Kehadiran para mahasiswa asing tersebut menjadi bagian penting UIN Maliki dalam memperluas jaringan global sekaligus memperkuat visi menuju kampus rujukan dunia.

Visi global itu juga diungkap Rektor UIN Malang Prof Dr Hj Ilfi Nur Diana MSi CAHRM CRMP dalam sambutannya. Prof Ilfi menekankan bahwa penerimaan mahasiswa asing tidak hanya bersifat seremonial, melainkan langkah strategis dalam program internasionalisasi kampus.

Inisiatif tersebut juga mendukung target “Kabinet Sakti” UIN Maliki yang menekankan peningkatan jumlah mahasiswa internasional dari tahun ke tahun.
Prof Ilfi menegaskan bahwa setiap fakultas memiliki kewajiban mendatangkan mahasiswa asing. Jadi, mendatangkan mahasiswa asing bukan hanya menjadi tugas Kantor Urusan Internasional (KUI) UIN Maliki. “Fakultas Kedokteran, misalnya, selama ini baru membuka jalur untuk farmasi. Tetapi ke depan pendidikan dokter juga akan dibuka bagi mahasiswa internasional,” ujar rektor.

Prof Ilfi menambahkan, dengan adanya gedung baru serta bertambahnya tenaga pendidik, UIN Malang akan lebih siap menerima mahasiswa dari berbagai negara. Bahkan, telah disiapkan program beasiswa terbatas, dua kursi per negara, untuk memperluas akses pendidikan bagi mahasiswa internasional.

Sementara, Wakil Rektor Bidang Pengembangan Lembaga dan Kerja Sama Prof Dr HM. Abdul Hamid SAg MA menyatakan bahwa keberadaan mahasiswa asing sebenarnya bukan hal baru. Empat tahun lalu jumlahnya mencapai sekitar 400 orang. Namun pandemi Covid-19 sempat membuat jumlah mahasiswa internasional menurun.

“Meski sempat berkurang, kami tetap berupaya keras menambah jumlah mahasiswa internasional. Kami selalu menghadirkan program yang kreatif agar mereka bisa beradaptasi dengan budaya lokal. Rasa diterima sangat penting bagi mereka dan itu yang terus kami jaga,” ungkapnya.

Kepala Kantor Urusan Internasional (KUI) UIN Maliki Faridatun Nikmah MPd menambahkan bahwa pihak kampus memberikan dukungan penuh sejak awal kedatangan mahasiswa internasional. Mulai dari izin tinggal hingga fasilitas akademik, semua difasilitasi.
“Kendala terbesar biasanya ada di bahasa. Karena itu, kami menyediakan program Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA). Mahasiswa baru wajib lulus BIPA sebelum mengikuti perkuliahan reguler. Kalau belum lulus, mereka harus memperpanjang masa belajar di program tersebut,” jelasnya.

Selain bahasa, adaptasi budaya juga menjadi tantangan. Namun, mayoritas mahasiswa asing dinilai cepat berbaur dengan masyarakat Malang.

Berdasarkan data KUI, tahun ini tercatat 42 mahasiswa asing aktif di UIN Malang. Program yang paling banyak diminati adalah ekonomi dengan 9 mahasiswa. Disusul program pascasarjana (doktoral) sebanyak 10 mahasiswa. Fakultas Farmasi dan Tarbiyah masing-masing 6 mahasiswa, Syariah 5, Saintek 4, dan Humaniora 1 orang.
“Humaniora memang relatif sepi peminat karena rata-rata mereka sudah memiliki bekal bahasa yang memadai. Untuk mahasiswa baru tahun ini ada sekitar 10 orang,” kata Faridatun.

Mahasiswa asing tersebut berasal dari beragam negara. Jumlah terbanyak dari Yaman dan Afghanistan.

Penyambutan ini menjadi bukti nyata kesungguhan UIN Malang dalam memperkuat jalur internasionalisasi. Dengan target peningkatan jumlah mahasiswa asing, dukungan beasiswa, hingga pengembangan program studi, kampus ini berkomitmen menjawab tantangan global sekaligus memperkaya suasana akademik di tanah air. (ars/hel)