UIN Maliki Malang Gagas Masa Depan Pesantren

UIN Maliki Malang Gagas Masa Depan Pesantren
Rektor UIN Maliki Malang, Prof. Dr. Hj. Ilfi Nur Diana, M.Si (dua dari kanan) bersama jajaran pimpinan luncurkan program pendampingan terpadu yang menyentuh seluruh aspek kehidupan ponpes, dari perencanaan bangunan hingga kesehatan jiwa santri, dari desain ruang yang ramah lingkungan hingga praktik spiritual yang berwawasan ekologis (jtn/io)

UIN Maliki Malang meluncurkan program pendampingan komprehensif untuk pesantren, menggabungkan pembangunan fisik berkelanjutan, dukungan psikologis santri, dan praktik eko-pesantren. Inisiatif Prof. Ilfi Nur Diana ini bertujuan menciptakan pesantren masa depan yang kuat secara fisik, mental, dan ekologis.

INDONESIAONLINE – Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang mengambil langkah strategis yang mengubah paradigma dalam pengembangan pesantren. Bukan sekadar membangun fisik, namun UIN Maliki Malang merajut masa depan pesantren yang holistik, di mana ketahanan struktural berpadu dengan kesehatan mental santri dan kesadaran ekologis.

Di bawah kepemimpinan Rektor Prof. Dr. Hj. Ilfi Nur Diana, M.Si, kampus ini meluncurkan program pendampingan terpadu yang menyentuh seluruh aspek kehidupan pondok pesantren (ponpes), mulai dari masterplan bangunan, mitigasi risiko, hingga pendampingan psikologis dan praktik lingkungan berbasis fiqh al-bi’ah.

Arsitektur Kokoh, Lingkungan Bertanggung Jawab

Prof. Ilfi, menjelaskan bahwa mitigasi risiko konstruksi bangunan menjadi salah satu fokus utama. Program ini dirancang untuk meningkatkan keselamatan, kualitas bangunan yang efektif, aman, dan berkelanjutan.

Data menunjukkan bahwa di Indonesia, lebih dari 28.000 pesantren (Kemenag, 2022) seringkali menghadapi tantangan dalam standardisasi infrastruktur yang aman dan berkelanjutan. “UIN Maliki Malang berkomitmen membantu pesantren menyusun masterplan kawasan, memastikan setiap pembangunan dilakukan dengan tata ruang dan sirkulasi yang baik, serta memenuhi standar keamanan konstruksi,” papar Prof. Ilfi.

Pendekatan ini tidak sekadar menghadirkan bangunan megah, tetapi memastikan setiap ruang menjadi tempat tumbuhnya nilai, ketenangan, dan keberlanjutan. Untuk menjamin pembangunan yang bertanggung jawab, UIN Maliki Malang menekankan pentingnya kajian dan pengawasan lingkungan (AMDAL) serta penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di setiap tahap proyek.

Setiap detail diperhatikan agar proses pembangunan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan tetap menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. “Prinsipnya sederhana namun fundamental: membangun pesantren haruslah selaras dengan alam dan kehidupan di sekitarnya,” tegasnya.

Pendampingan teknis ini melibatkan tim ahli yang memberikan konsultasi profesional mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi proyek. Mereka membantu pengelola pesantren mengantisipasi risiko bencana, mengoptimalkan desain struktur, serta menyiapkan sistem kesiapsiagaan teknis yang memadai. Menurut data BNPB, pesantren, seperti fasilitas publik lainnya, rentan terhadap bencana alam, sehingga perencanaan mitigasi adalah kunci.

Menuju Pesantren Hijau dan Mandiri Energi

Dalam konteks energi, UIN Maliki Malang juga mendorong penerapan sistem kelistrikan berbasis energi terbarukan yang hemat dan efisien. Pemanfaatan energi surya, sistem pencahayaan cerdas, serta pengaturan beban listrik yang terukur menjadi langkah nyata menuju pesantren hijau dan mandiri energi.

Inisiatif ini selaras dengan tren global “green campus” dan “green pesantren” yang mengintegrasikan kesadaran ekologis dengan spiritualitas keislaman, sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) 7 (Energi Bersih dan Terjangkau) dan 11 (Kota dan Komunitas Berkelanjutan).

Tak berhenti di ranah fisik, pendampingan psikologi bagi santri menjadi pilar penting lain yang digagas UIN Maliki Malang. Mengingat kehidupan asrama yang intens dan tekanan akademik serta sosial yang mungkin dihadapi santri, program ini hadir melalui psikolog, konselor, dan dosen Fakultas Psikologi.

Sebuah studi oleh Kementerian Agama (2019) menunjukkan bahwa isu kesehatan mental di kalangan santri mulai mendapat perhatian serius, mendorong perlunya dukungan psikososial. Tujuannya bukan hanya agar santri mampu bertahan, tapi tumbuh dengan kepribadian matang, religius, dan berakhlak.

“Pendampingan ini dilakukan dalam berbagai bentuk: konseling individu dan kelompok, psikoedukasi, pelatihan life skills, deteksi dini, hingga pendampingan spiritual-psikologis bagi para pengasuh, ustaz, dan ustazah,” jelas Prof. Ilfi.

Hasil yang diharapkan pun berlapis: santri lebih stabil secara emosi dan percaya diri, hubungan antarindividu di pesantren menjadi lebih harmonis, prestasi akademik dan spiritual meningkat, serta para kiai dan ustaz dapat membina santri dengan pendekatan yang lebih holistik.

Eko-Pesantren: Menjaga Bumi sebagai Ibadah

Sebagai pelengkap, UIN Maliki Malang juga memperkenalkan konsep eko-pesantren yang berakar pada fiqh al-bi’ah, fiqih lingkungan hidup yang menanamkan kesadaran bahwa menjaga alam adalah bagian dari ibadah. Program ini mendorong pesantren untuk mewujudkan budaya hidup hijau melalui pelatihan eco-literacyworkshop pengelolaan sampah, air, dan energi, serta praktik langsung seperti urban farming, pembuatan eco-enzyme, dan pengelolaan bank sampah pesantren.

Melalui pendekatan ini, pesantren diarahkan untuk mandiri, sehat, dan menjadi teladan pendidikan lingkungan berbasis nilai Islam, mendukung SDGs 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab) dan 13 (Penanganan Perubahan Iklim).

Langkah besar ini menunjukkan bahwa UIN Maliki Malang tidak sekadar membangun proyek, tetapi menanam paradigma baru: pembangunan harus menyatukan ilmu, iman, dan kemanusiaan. Dengan pendekatan lintas disiplin — arsitektur, psikologi, lingkungan, dan teknologi — program ini menjelma menjadi ekosistem pendampingan yang menyeluruh.

Prof. Ilfi menegaskan, bahwa visi UIN Maliki Malang adalah menjadikan pesantren sebagai ruang hidup yang aman, sehat, dan berdaya.

“Kami ingin memastikan pembangunan di lingkungan pesantren tidak hanya kuat secara struktur, tapi juga menumbuhkan kesejahteraan batin bagi seluruh penghuninya,” ujarnya.

Ini adalah perwujudan nyata dari komitmen UIN Maliki Malang sebagai kampus yang tak hanya mencetak ulama dan intelektual, namun juga pelopor dalam menjaga keberlanjutan bumi (as/dnv).