Agama  

Umat Islam sebelum Rasulullah Apakah Berpuasa? Ini Penjelasannya

Umat Islam sebelum Rasulullah Apakah Berpuasa? Ini Penjelasannya
Dua Muslimah sedang berbuka puasa. (foto: istock)

INDONESIAONLINE – Saat ini, seluruh umat Islam mengerjakan puasa Ramadan. Namun, puasa bukanlah ibadah yang hanya diwajibkan bagi umat Islam sekarang.

Jauh sebelum Nabi Muhammad SAW menjadi utusan Allah SWT, puasa sudah menjadi bagian dari syariat yang dijalankan umat-umat terdahulu.

Hal ini ditegaskan oleh Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdillah Al-Fauzan, seorang ulama besar Arab Saudi, yang menjelaskan bahwa perintah puasa telah ditetapkan bagi umat sebelum kita.

“Syariat Nabi SAW ini juga dilakukan oleh kaum muslimin sebelum kita dan akan dilakukan oleh kaum muslimin setelahnya,” ujar Syaikh Shalih Al-Fauzan, dikutip dari Instagram @shahihfiqih, Kamis (6/3/2025).

Dalil mengenai kewajiban puasa bagi umat terdahulu termaktub dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 183:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Sejarah mencatat bahwa berbagai nabi sebelum Nabi Muhammad SAW telah menjalankan ibadah puasa dalam bentuk dan waktu yang berbeda-beda. Puasa dijalankan oleh mereka sebagai bentuk ketaatan, pertobatan, dan rasa syukur kepada Allah SWT.

Berikut jejak ibadah puasa yang telah dilakukan oleh para nabi terdahulu:

Nabi Adam AS: Puasa sebagai Bentuk Pertobatan
Nabi Adam AS diketahui telah berpuasa tiga hari setiap bulan sepanjang tahun sebagai bentuk pertobatan. Menurut Tafsir al-Tsa’labi, setelah Nabi Adam diturunkan ke bumi, kulitnya menghitam akibat terbakar matahari. Malaikat Jibril pun menyarankan beliau untuk berpuasa pada tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan.

Riwayat lain menyebutkan bahwa Nabi Adam juga berpuasa pada 10 Muharram sebagai bentuk syukur karena dipertemukan kembali dengan Hawa di Arafah setelah berpisah lama.

Nabi Nuh AS: Puasa di Atas Bahtera
Nabi Nuh AS dan pengikutnya melaksanakan puasa saat berada di atas bahtera selama banjir besar melanda kaumnya. Dalam Tafsir Al-Thabari disebutkan bahwa setelah kapal berlabuh di Gunung Judi pada tanggal 10 Muharram, Nabi Nuh berpuasa sebagai ungkapan syukur.

Ibnu Katsir bahkan menyebutkan bahwa Nabi Nuh AS berpuasa sepanjang tahun, kecuali pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha.

Nabi Ibrahim AS: Puasa dalam Ujian Keimanan
Nabi Ibrahim AS juga menjalankan puasa, terutama saat menghadapi ujian berat dari Raja Namruz. Ketika hendak dilemparkan ke dalam api yang menyala-nyala, beliau tetap berpuasa sebagai wujud kepasrahan kepada Allah. Berkat kuasa-Nya, api tersebut berubah menjadi dingin dan tidak membakarnya.

Nabi Musa AS: Puasa dalam Munajat
Nabi Musa AS menjalankan puasa selama 40 hari saat bermunajat di Gunung Tursina untuk menerima wahyu dari Allah. Selain itu, beliau juga berpuasa pada hari Asyura (10 Muharram) sebagai ungkapan syukur atas keselamatan Bani Israil dari kejaran Firaun.

Ketika Rasulullah SAW tiba di Madinah, beliau mendapati kaum Yahudi juga berpuasa pada hari Asyura. Mereka menjelaskan bahwa hari itu adalah hari di mana Allah menyelamatkan Nabi Musa dari Firaun. Rasulullah pun bersabda, “Aku lebih berhak terhadap Musa dibanding kalian,” lalu beliau juga berpuasa dan menganjurkan para sahabat untuk melakukannya.

Nabi Daud AS: Puasa Sehari Berbuka Sehari
Puasa Nabi Daud AS menjadi salah satu puasa sunnah yang paling utama. Beliau menjalankan puasa secara selang-seling, sehari berpuasa dan sehari berbuka.
Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik puasa adalah puasa Daud. Ia berpuasa sehari dan berbuka sehari.” (HR. Bukhari)
Metode puasa ini menunjukkan keseimbangan antara ibadah dan menjaga kekuatan fisik.

Maryam AS: Puasa dari Berbicara
Maryam, ibunda Nabi Isa AS, menjalankan puasa yang unik, yaitu tidak hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga dari berbicara. Hal ini dijelaskan dalam Surah Maryam ayat 26:
“Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia pun pada hari ini.”

Puasa ini dilakukan ketika Maryam kembali ke kaumnya dengan membawa bayi Isa AS dan dia memilih diam sebagai bentuk ibadah kepada Allah. (mt/hel)