INDONESIAONLINE – Universitas Islam Balitar (Unisba) Blitar meluncurkan program inovatif untuk mendukung Kelompok Tani Lestari II di Desa Tegalrejo, Kecamatan Selopuro, Kabupaten Blitar. Program yang didanai oleh Direktur Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) melalui Bima Kemendikbudristek tahun 2024 ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan para peternak melalui penerapan digital marketing booster fermentasi mandiri.
Ketua program Aris Sunandes menjelaskan bahwa inisiatif ini merupakan bagian dari skema pemberdayaan masyarakat yang dirancang untuk mentransfer pengetahuan dari kampus ke masyarakat luas. “Kegiatan ini adalah bentuk nyata pengabdian masyarakat, sebagai hilirisasi pengetahuan kepada masyarakat, sehingga pengetahuan ini tidak berhenti di kampus saja, namun juga membawa manfaat bagi masyarakat,” ungkap Aris, Sabtu (10/8/2024).
Program ini dirancang untuk membantu peternak dalam mengatasi tantangan ketersediaan pakan di musim kemarau, di mana hijauan dan pakan lainnya sulit didapat. Melalui pelatihan yang diberikan oleh tim Unisba Blitar, para peternak diajarkan teknik fermentasi yang tepat untuk membuat booster fermentasi berkualitas tinggi. Inovasi ini memungkinkan mereka untuk mengawetkan pakan ternak dan memastikan ketersediaannya sepanjang tahun, tanpa terpengaruh oleh perubahan musim.
Pelatihan tersebut tidak hanya mencakup aspek teknis fermentasi, tetapi juga perencanaan produksi, pengendalian kualitas, dan manajemen inventaris. Dengan demikian, peternak diharapkan dapat mempertahankan konsistensi dan keberlanjutan dalam produksi booster fermentasi mereka. Di samping itu, program ini juga memberikan pelatihan pembuatan konten digital marketing untuk memasarkan produk mereka secara lebih efektif melalui media sosial.
Alfan Setya Winurdana, anggota tim yang memiliki keahlian di bidang ilmu ternak, menjelaskan bahwa hasil fermentasi yang berlebih bisa dijual kepada lingkungan sekitar atau dipasarkan melalui marketplace. “Penghematan terjadi di dua hal, pertama ketika peternak membuat booster mandiri, mereka bisa menghemat daripada membeli booster jadi, kedua hasil fermentasi yang berlebih ketika dijual menghasilkan pendapatan tambahan bagi peternak,” jelas Alfan.
Program yang dimulai pada awal Agustus 2024 ini akan berlangsung hingga November 2024. Tahapan pertama berupa pelatihan teknik fermentasi, yang kemudian dilanjutkan dengan monitoring perkembangan proses fermentasi. Setelah produk fermentasi yang dihasilkan memenuhi standar kualitas, peternak akan diajarkan cara mengaplikasikannya untuk membuat silase berkualitas. Silase ini tidak hanya digunakan untuk pakan ternak sendiri, tetapi juga dapat dijual sebagai produk bernilai tambah.
Kolaborasi dalam program ini juga melibatkan Dyah Pitaloka dari Universitas Raden Rahmat Malang, yang memiliki keahlian di bidang pertanian. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk DRTPM Kemendikbudristek dalam pendanaan program, menjadi faktor penting dalam keberhasilan inisiatif ini.
Dengan program ini, Unisba Blitar berharap dapat memberikan kontribusi nyata bagi peningkatan kesejahteraan peternak di Desa Tegalrejo. “Kami berterima kasih atas dukungan yang diberikan oleh DRTPM Kemendikbudristek dalam pendanaan program pengabdian kepada masyarakat tahun ini. Melalui program ini, kami berharap dapat membantu peternak meningkatkan pendapatan mereka dan menciptakan dampak positif yang berkelanjutan di komunitas mereka,” pungkas Aris Sunandes. (ar/hel)