Ustaz Irfan Rizki Beber 4 Keistimewaan Baca Istighfar saat Sahur hingga Jelang Subuh 

Ustaz Irfan Rizki Haas. (foto: IG irfan rizki)

INDONESIAONLINE – Amalan istighfar memiliki kedudukan yang istimewa dalam agama Islam, terutama ketika dilakukan saat sahur hingga menjelang subuh. Istighfar, atau memohon ampunan kepada Allah, tidak hanya membersihkan dosa-dosa yang telah dilakukan, tetapi juga membawa berbagai keutamaan bagi pengamalnya.

Berikut ini empat keutamaan istighfar saat sahur hingga jelang subuh yang menurut Ustaz Irfan Rizki Haas, M. Ag dapat memperdalam hubungan spiritual dan memperbaiki diri menuju keberkahan Ramadan:

1. Kesabaran yang Lebih Lapang

Allah akan karuniai kesabaran yang lebih luas untuk hidupnya. Kesabaran adalah sifat yang sangat dihargai dalam Islam dan diakui sebagai kunci untuk menghadapi cobaan dan ujian dalam kehidupan.

Dalam ajaran Islam, kesabaran memiliki banyak keutamaan dan mendapat penghargaan yang tinggi dari Allah SWT. Kesabaran membantu seseorang untuk tetap tenang dan tabah dalam menghadapi kesulitan, ujian, dan cobaan yang mungkin dihadapi selama perjalanan hidupnya.

Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kesabaran dan sembahyang) dengan bersungguh-sungguh dan sabarlah kamu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah: 153). Ayat ini menegaskan bahwa Allah selalu bersama orang-orang yang sabar, dan kesabaran adalah salah satu kunci untuk mendapatkan pertolongan dari-Nya.

Rasulullah Muhammad SAW juga mengajarkan umatnya untuk bersabar dalam menghadapi segala ujian dan cobaan. Beliau bersabda, “Tidaklah seorang hamba terkena kelelahan, kesakitan, kegundahan, kesedihan, atau bahkan ditusuk duri, melainkan Allah akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya dengan sebab kesabaran yang ia tunjukkan.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Kesabaran bukanlah tentang menahan diri secara pasif, tetapi juga melibatkan usaha aktif untuk tetap tenang, sabar, dan positif dalam menghadapi setiap situasi. Kesabaran membantu seseorang untuk menjaga kestabilan emosionalnya, mengendalikan reaksi negatif, dan menjaga hubungan baik dengan Allah SWT serta sesama manusia.

Dalam konteks bulan Ramadan, kesabaran memiliki makna yang lebih dalam karena umat Islam menjalani puasa sebagai bentuk pengendalian diri dan kesabaran dalam menahan lapar, haus, dan nafsu selama seharian penuh. Dengan menjalankan puasa dengan penuh kesabaran dan ketabahan, umat Islam diharapkan dapat mendapatkan berbagai keberkahan dan pahala yang melimpah dari Allah SWT. Dengan demikian, kesabaran tidak hanya menjadi sifat yang dijunjung tinggi dalam Islam, tetapi juga merupakan salah satu kunci untuk mencapai keberhasilan dan kebahagiaan sejati dalam kehidupan dunia dan akhirat.

2. Didekatkan kepada Allah dan Jadi Orang Lebih Jujur

Orang yang mengamalkan istighfar setelah sahur dan menjelang subuh maka Allah dekatkan orang tersebut menjadi orang yang lebih jujur.

Jujur adalah sifat yang sangat dihargai dalam setiap aspek kehidupan. Dalam Islam, jujur dianggap sebagai salah satu prinsip dasar yang harus dipegang teguh oleh setiap individu. Rasulullah Muhammad SAW memberikan penekanan yang besar pada pentingnya jujur dalam segala hal.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap jiwa memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Hasyr: 18). Ayat ini menunjukkan pentingnya menjaga kejujuran sebagai bagian dari takwa kepada Allah.

Rasulullah juga bersabda, “Jauhilah kebohongan, karena kebohongan akan mendatangkan dosa, dan dosa akan membawa ke neraka. Seseorang terus jujur dan berbicara jujur sampai dia ditulis sebagai orang yang jujur di sisi Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Jujur tidak hanya berarti tidak berbohong, tetapi juga melibatkan konsistensi antara perkataan, perbuatan, dan niat seseorang. Orang yang jujur adalah orang yang dapat dipercaya, yang tidak menipu, dan tidak menyalahgunakan kepercayaan orang lain. Kehadiran jujur membawa kedamaian dan keadilan dalam hubungan antarmanusia, serta memperkuat kepercayaan dan ikatan sosial di masyarakat.

Dalam konteks ibadah, jujur juga sangat penting. Saat seseorang beribadah, ia harus melakukannya dengan ikhlas dan jujur, tanpa mencari pujian atau pengakuan dari manusia. Jujur dalam ibadah mengarah pada hubungan yang lebih intim antara hamba dan Allah, di mana semua amal baik dihitung dengan sebenar-benarnya.

Dengan demikian, jujur adalah sifat yang tidak hanya dihargai dalam Islam, tetapi juga merupakan pondasi untuk kehidupan yang bermakna dan bermanfaat. Dengan menjaga kejujuran dalam segala aspek kehidupan, seseorang dapat mencapai keberkahan dalam dunia dan akhirat, serta mendapatkan ridha Allah SWT.

3. Dimudahkan Hidupnya

Allah mudahkan Iya dalam hidupnya maka kepada semua yang Allah telah tetapkan. Sebagai pemegang kendali atas segala sesuatu di alam semesta ini, Allah memiliki kekuasaan untuk memudahkan hidup setiap hamba-Nya. Dalam Islam, kita diajarkan untuk percaya bahwa Allah adalah Maha Pengasih dan Maha Penyayang, dan Dia akan memberikan bantuan-Nya kepada siapa pun yang meminta dengan tulus dan bertawakal kepada-Nya.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an, “Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya.” (QS. At-Talaq: 2-3). Ayat ini menunjukkan bahwa Allah akan memudahkan jalan bagi orang-orang yang bertakwa kepada-Nya dan memberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya.

Rasulullah Muhammad SAW juga mengajarkan umatnya untuk bertawakal kepada Allah dan memohon pertolongan-Nya dalam setiap urusan. Beliau bersabda, “Jika kamu semua bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, tentu Allah akan memberikan rezeki kepada kamu sebagaimana Dia memberikan rezeki kepada burung; pagi-pagi keluar dalam keadaan lapar dan kembali sore dalam keadaan kenyang.” (HR. Tirmidzi).

Dengan mempercayai Allah sebagai pemegang kendali atas hidup kita, serta dengan melakukan usaha dan bertawakal kepada-Nya, kita akan merasakan kemudahan yang diberikan oleh-Nya dalam menghadapi segala tantangan dan ujian hidup.

Namun demikian, penting untuk diingat bahwa kemudahan yang diberikan oleh Allah mungkin tidak selalu sejalan dengan harapan atau rencana kita. Oleh karena itu, berserah dirilah sepenuhnya kepada-Nya dan percayalah bahwa segala yang terjadi adalah bagian dari kehendak-Nya yang Maha Bijaksana.

Dengan hidup yang dipandu oleh keimanan, tawakal, dan ikhtiar yang baik, kita dapat merasakan kemudahan dan keberkahan yang diberikan oleh Allah dalam setiap langkah hidup kita.

4. Diberikan Harta yang Berkah

Allah tambahkan pada hidupnya harta yang dengan harta itu membuat dia semakin taat kepada Allah Azza wa Jalla. Allah SWT adalah sumber segala rezeki dan keberkahan. Dalam Islam, kita diajarkan untuk bersyukur atas segala rezeki yang diberikan oleh Allah, baik itu berupa harta, kesehatan, keluarga, atau kesempatan dalam hidup. Harta yang diberikan oleh Allah merupakan amanah yang harus dijaga, dipergunakan dengan baik, dan dibagi kepada sesama.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an, “Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. At-Talaq: 2-3). Ayat ini menunjukkan bahwa Allah memberikan rezeki kepada hamba-Nya yang bertakwa dan bertawakal kepada-Nya.

Rasulullah Muhammad SAW juga mengajarkan umatnya untuk bersyukur atas segala rezeki yang diberikan oleh Allah. Beliau bersabda, “Harta yang paling banyak berkahnya adalah harta yang digunakan untuk keperluan rumah tangga.” (HR. Ahmad). Hal ini menunjukkan bahwa menggunakan harta dengan cara yang baik dan bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari serta untuk membantu sesama merupakan salah satu cara untuk memperoleh keberkahan dari Allah.

Dalam Islam, harta yang berkah bukan hanya sebatas jumlahnya, tetapi juga terkait dengan bagaimana kita memperolehnya, bagaimana kita menggunakannya, dan bagaimana kita membagikannya kepada sesama. Harta yang diperoleh dengan cara yang halal, digunakan untuk berbagai kebutuhan yang baik, dan dibagikan kepada orang-orang yang membutuhkan akan mendatangkan keberkahan dari Allah.

Oleh karena itu, sebagai hamba Allah, penting bagi kita untuk bersyukur atas segala rezeki yang diberikan, menjaga amanah harta yang telah Allah percayakan kepada kita, dan menggunakan harta tersebut dengan cara yang baik dan bermanfaat bagi diri sendiri serta bagi orang lain. Dengan demikian, kita akan memperoleh keberkahan dan kebahagiaan dalam hidup ini serta di akhirat kelak. (bin/hel)

 

amalan baikistighfarPuasaUstaz Irfan Rizki Haas