INDONESIAONLINE – Viral di Tiktok Chechnya Presiden Ramzan Kadyrov melakukan pertemuan dengan Zolotov yang diketahui merupakan mantan pengawal pribadi Presiden Vladimir Putin.

Video tersebut diposting oleh akun @tunelinks (25/2/2022). Klip video menunjukkan sejumlah besar pasukan Kadyrov berbaris dan diduga akan melakukan salat berjamaah. Saat itu, seorang pria yang mirip Kadyrov terdengar berada di depan dan mengumandangkan adzan.

“Ashhadu an laa ilaaha illallaahu, wa ashhaduanna muhammadar rasuulullah, Ashhadu anna Muhammadar rasuulullah,” terdengar cuplikan adzan dalam video tersebut.

Dalam video tersebut juga tertulis, Kadyrov (Rusia) memposting Video pertemuan dengan kepala garda nasional, Zolotov (Rusia). Beberapa mengklaim bahwa pertemuan itu terjadi di hutan dekat Kiev (Ukraina). (24 Februari 2022). (Kadyrov memposting video pertemuan dengan kepala penjaga nasional zolotov. Beberapa mengklaim bahwa pertemuan itu terjadi di hutan dekat Kiev. (24 Februari 2022)).

Video tersebut juga mendapat tanggapan dari seorang pengguna Tiktok, @mamangkens yang berkomentar, “Namun, invasi Rusia ke Ukraina tidak dapat dibenarkan,”.

Akun @X-Trail berkomentar, “Chechnya tentara paling mengerikan & ditakuti!!!”. Akun lain, @user8692590229421, berkomentar, “Ini hanya Chechnya, Turkmenistan, Tajikistan, Belarus, Kirgistan, dan negara-negara bekas Uni Soviet di mana mayoritas Muslim menunggu untuk dimasukkan,” tulisnya.

Video yang diunggah sejauh ini telah ditonton oleh 868 ribu pengguna Tiktok, disukai oleh 44 ribu pengguna Tiktok, dan dibagikan lebih dari 1500 kali.

Sementara itu, sejarah konflik antara Rusia dan Ukraina sudah berlangsung lama. Dilansir dari aljazeera.com, Ukraina, Rusia dan negara tetangga Belarusia menjadi negara adidaya di Abad Pertengahan. Sebagian besar wilayahnya meliputi Eropa Timur.

Kedua negara memiliki bahasa, sejarah dan politik. Presiden Putin dari Rusia mengklaim negaranya dan Ukraina adalah satu orang. Klaim itu menyebut Ukraina sebagai peradaban Rusia. Namun, Ukraina menolak klaim ini. Konflik bersenjata di Ukraina Timur telah terjadi pada awal tahun 2014.

Pada Oktober 2021, Rusia mulai memindahkan pasukan dan peralatan militer di dekat perbatasan Ukraina. Perpindahan pasukan dan militer ini kemudian memicu potensi invasi.

Kemudian, pada 2005 dan 2014, terjadi revolusi di negara Ukraina. Negara itu menolak supremasi Rusia dan mencari cara untuk bergabung dengan Uni Eropa dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NAto).