JATIMTIMES – Wali Kota Malang terpilih Wahyu Hidayat hadir dalam acara Natal bersama warga Nusa Tenggara Timur (NTT) di Hotel Atria (10/1).
Dalam acara tersebut, juga hadir Gubernur NTT terpilih Emanuel Melkiades Laka Lena, jajaran forkopimda, tokoh masyarakat, dan Forkopimda Kota Malang. Wahyu mendapat dukungan langsung dari parah tokoh NTT dan para pemuda untuk memimpin Kota Malang.
Dalam acara tersebut, Wahyu menerima beberapa keluh kesah penting untuk diselesaikan. Mulai dari masalah infrastruktur hingga jaminan pendidikan dan kesehatan bagi para perantau yang tinggal di Kota Malang.
Mantan Pj wali kota Malang itu mengaku punya kedekatan tersendiri dengan NTT. Selain sudah beberapa kali singgah ke NTT, banyak mahasiswanya berasal dari Indonesia Timur, termasuk NTT. Selain pejabat, Wahyu juga seorang pendidik dan pengajar di ITN (Institut Teknologi Nasional) Malang.
“Sejujurnya kami yang sudah tinggal lama di Kota Malang sudah mengikuti dan membaca profil Pak Wahyu sejak jadi Pj,” kata tokoh NTT bernama Marlon.
Marlon, forum anak muda NTT dan para tokoh mengharapkan Wahyu dan Ali Muthohirin (wawali terpilih) untuk memimpin Kota Malang. Mereka menilai Wahyu adalah sosok yang cocok dan pas karena pengalaman dan relasi yang pasangan WALI (Wahyu-Ali) punya.
Dalam acara ini, tokoh NTT menitipkan beberapa pesan dan harapan kepada Wahyu mengingat Kota Malang menjadi tujuan bagi mahasiswa dari Indonesia Timur. Beberapa di antaranya kemudahan mencari rumah kos, pembangunan asrama dan jaminan kematian.
“Karena kalau ada anak NTT yang meninggal dunia di perantauan, biaya untuk memgirim jenazah mencapai Rp 17 juta,” tambah Marlon.
Angka tersebut terbilang mahal bagi keluarga dan belum ada tanggapan atau bantuan dari kampus yang bersangkutan. Dengan bantuan dari pemerintah Kota Malang, dirasa nanti hal itu bisa diringankan.
Menanggapi hal itu, Wahyu Hidayat mengaku akan melakukan berbagai cara agar keterjaminan para perantau di Kota Malang bisa lebih baik. “Ya, untuk itu, kami ada dana santunan kematian di pemkot. Tapi intinya adalah kami akan cek kembali kerja sama dengan kampus yang ada,” kata Wahyu.
Terkait asrama, Wahyu memang tidak bisa langsung memenuhi. Tetapi, ia bakal menjalin komunikasi dengan pemerintah provinsi atau daerah terkait untuk prosesnya. Wahyu akan terus berkoordinasi dengan pemerintah provinsi terkait. Apalagi dia dan gubernur NTT tegak lurus dengan pemerintahan pusat saat ini. Sehingga program yang bermanfaat bisa lebih mudah direalisasikan.
“Untuk masalah mencari rumah kos, nanti kalau saya diberi amanah, itu akan kami bahas kembali bersama di tingkat terdekat, yaitu kelurahan,” pungkasnya.