INDONESIAONLINE – Siapa yang menyangka dedaunan yang biasanya terbuang bisa disulap menjadi bahan kerajinan yang indah. Di tangan dingin Firdaus Hakim (27) inilah, berbagai jenis dedaunan bisa disulap menjadi produk dekorasi rustik atau bunga kering yang menghasilkan omzet Rp 50 juta setiap bulannya.

Daun palem sadeng merupakan salah satu jenis dedaunan yang diolah Firdaus di rumahnya, Desa Kedungpari, Kecamatan Mojowarno, Jombang. Setiap harinya, ribuan daun palem sadeng ia keringkan dengan cara dijemur di samping rumah. Proses pengering daun palem ini membutuhkan waktu 3 hari.

Untuk mengolahnya, suami dari Nadia Novia (25) ini hanya menggunting daunnya saja. Daun palem berukuran lebar itu dibentuk menyerupai hati. Sedangkan tangkainya dibiarkan panjang.

“Saya tidak pakai pernis, agar lebih terlihat natural. Karena ini untuk dekorasi rustik,” ujar Firdaus saat ditemui wartawan di rumahnya, Sabtu (25/02/2023).

Selain daun palem sadeng, Firdaus juga mengolah jenis dedaunan lain. Seperti pampas bulu, pampas lokal tanpa bulu, pampas rayung dan daun lamuran, yang merupakan jenis tanaman ilalang. Serta bunga cantel sorgum, bunga edelwis dan daun sikas mawar jambe hingga akar manon yang berasal dari tanaman jenis rerumputan yang menjalar.

Baca Juga  Peduli Korban Tragedi Kanjuruhan, Bantuan Kesehatan Jadi Prioritas Bupati Malang

“Semua dedaunan kita proses dengan cara dikeringkan. Sebagian kita proses dengan pewarna seperti bunga cantel sorgum dan rayung,” terangnya.

Dikatakan Firdaus, semua jenis dedaunan tersebut dibuat untuk dekorasi rustik. Biasanya kerajinan ini juga disebut dekorasi bunga kering. 

“Biasanya untuk dekorasi interior rumah, dekorasi pernikahan juga untuk dekorasi studio foto,” kata Firdaus.

Bunga kering kreasi Firdaus ini biasa dijual satuan maupun dalam bentuk paket yang sudah dirangkai dalam vas bunga. Harga satuan daun palem kering dibandrol Rp 15 ribu untuk ukuran 40-45 cm, Rp 12 ribu ukuran 30-35 cm dan Rp 8 ribu ukuran 20-25 cm.

Sedangkan, pampas bulu dibandrol Rp 28 ribu untuk 12 batang, pampas lokal tanpa bulu Rp 34 ribu untuk 12 batang, pampas rayun Rp 30 ribu untuk 21 batang dan daun lamuran Rp 7 ribu perbatang. Kemudian bunga cantel sorgum dijual seharga Rp 2.500 satu ikat berisi 5 batang, bunga edelweis Rp 15 ribu, daun sikas mawar jambe Rp 4 ribu satu batang dan akar manon Rp 13 ribu isi 100 batang.

Baca Juga  Seolah Tak Terdampak Pandemi, Usaha Cafe di Kota Mojokerto Bermunculan

“Yang paling diminati itu biasanya satu set yang sudah kita rangkai dalam vas bunga. Harganya mulai Rp 150-280 ribu, tergantung isi daun keringnya apa saja,” ucapnya.

Firdaus baru 3 tahun ini membuat sendiri dekorasi rustik daun kering. Sebelumnya, ia hanya berjualan daun kering dengan sistem dropshipp atau menjual produk ke pelanggan dari supplier sembari bekerja di salah satu jasa ekspedisi barang.

Saat ini, Firdaus telah menuai hasil kerja kerasnya. Dalam sehari saja, ia mampu menerima orderan hingga 500 pesanan baik berupa satuan daun kering ataupun paket lengkap dekorasi daun kering.

Pesanan kerap datang dari dalam maupun luar kota. Seperti Jombang, Mojokerto, Sidoarjo, Surabaya Batam, Kalimantan hingga Papua. Sebab pemasaran dilakukan Firdaus melalui online di marketplace.

“Kalau omzet sih masih kecil. Sekitar Rp 40-50 juta setiap bulannya,” pungkasnya.(*)