Beranda

Warga Suriah dan Pemilik Rumah yang Disewa Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurashi Kaget Tetanggaan dengan Pemimpin ISIS

INDONESIAONLINE – Pimpinan ISIS Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurashi dikabarkan meninggal dunia dengan cara bunuh diri saat diserbu tentara Amerika Serikat (AS). Quraishi meledakkan dirinya sendiri dan keluarga saat penggerebekan terjadi di Suriah, pekan ini. 

Dilansir melalui Reuters, Quraishi diketahui memimpin ISIS sejak kematian Abu Bakr al-Baghdadi, pendiri dan pemimpin ISIS sebelumnya, tahun 2019 yang juga tewas dalam operasi khusus militer AS. 

Baghdadi pada saat itu juga dilaporkan meledakkan diri saat digerebek militer AS di Suriah. Kematian Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurashi pun mengejutkan warga sekitar tempat ia bersembunyi dan meninggal.  

Saat pasukan AS terbang di atas kota Atme di Suriah, tempat pemimpin kelompok ISIS bersembunyi, seorang warga bernama Mahmoud Shehadeh mengira suara helikopter itu adalah badai.

Hingga saat memeriksa cuaca ke luar, ia kaget dengan fakta bahwa beberapa helikopter telah mengepung rumah tetangganya dan membunyikan pesan lewat pengeras suara.

Tetangga itu kemudian diketahui merupakan pemimpin ISIS Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurashi.

“Kami melihat pesawat terbang di atas kepala kami dan setelah sepuluh menit kami mendengar mereka berteriak (kepada seorang wanita): ‘serahkan dirimu, rumah sudah dikepung’,” kata Mahmoud kepada AFP.

“Saya tidak tahu apakah dia menyerah atau tidak,” ujar Mahmoud. 

Penduduk Atme, sebuah kota Suriah di wilayah barat laut Idlib yang berbatasan dengan Turki itu, mendengar suara tembakan dan ledakan dari kapal perang. Menurut keterangan, serangan ini berlangsung selama sekitar 2 jam sebelum pasukan elit pimpinan AS menyerbu rumah Qurashi.

Pemantau perang Syrian Observatory for Human Rights mengatakan, warga sipil termasuk di antara setidaknya ada 13 orang yang tewas dalam operasi tersebut. Pasukan khusus AS telah melakukan beberapa operasi bernilai tinggi terhadap target jihadis di daerah Idlib dalam beberapa bulan terakhir.

Daerah itu, adalah rumah bagi lebih dari 3 juta orang dan didominasi oleh para jihadis yang menentang pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Abu Ali, seorang pengungsi Suriah yang tinggal di dekatnya, mengatakan AS juga menyampaikan pesan untuk meyakinkan warga. Dia mendengar bahwa pasukan AS itu berkata, “Jangan khawatir. Kami hanya datang ke rumah ini… untuk membebaskanmu dari teroris”.

Seperti diketahui, Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurashi adalah salah 1 pria paling dicari di dunia. Dia tinggal di rumah tersebut bersama keluarga dan saudara perempuannya.

Bahkan pemilik rumah sederhana berlantai 2 yang ditinggalinya, Mohamed al-Sheikh, bingung dengan berita itu. Dia pikir dirinya telah menyewakan rumah itu kepada seorang sopir taksi.

Koresponden AFP yang sempat memotret rumah itu menunjukkan sebuah ruangan sederhana dengan beberapa perabotan seperti kasur busa, selimut, pakaian berwarna-warni dan mainan anak-anak.

Video rekaman rumah setelah operasi menunjukkan kepulan asap hitam dari lantai pertama, kemudian menuju atap yang sebagian runtuh. Sementara, di kamar sebelah, darah berceceran di dinding dan lantai.

Menceritakan operasi itu dalam pidato yang disiarkan televisi, Presiden AS Joe Biden mengatakan Qurashi meledakkan bom selama serangan itu, membunuh dirinya sendiri dan anggota keluarga, termasuk wanita dan anak-anak.

Al-Sheikh mengatakan Qurashi menyewa rumah itu sekitar setahun lalu. Dia tinggal di lantai dasar bersama istri dan 3 anaknya. 

Lalu kakak perempuannya dan putrinya tinggal di lantai pertama. “Pria ini tinggal di sini (di rumah) selama 11 bulan. Saya tidak melihat sesuatu yang aneh tentang dia,” kata Al-Sheikh.

Terakhir kali dia melihat Qurashi, Al-Sheikh mengatakan dia sedang memetik buah zaitun di dekat rumah. Qurashi lalu membawakannya secangkir kopi dan duduk untuk mengobrol.

“Dia tampak seperti orang yang santai, lembut dan ceria,” kata Al-Sheikh. 

Dia juga mengatakan saat itu Qurashi selalu mengenakan pakaian yang sama yakni celana panjang, kemeja, rompi, dan penutup kepala

Sebagai informasi, Moniker Qurashi adalah “The Destroyer” dan dia memiliki reputasi kebrutalan. Dia memainkan peran utama dalam kampanye jihad tahun 2014 untuk membunuh dan memperbudak Yazidi di Irak.

Sikapnya yang dingin dan bahkan temperamennya melindunginya dari kecurigaan. 

“Jika saya tahu tentang dia, saya tidak akan pernah membiarkan dia tinggal di rumah saya,” Al-Sheikh. 



Desi Kris

Exit mobile version