JATIMTIMES – Ancaman narkoba di Kabupaten Gresik masih menghawatirkan. Setiap tahun, peredaran barang terlarang tersebut semakin meningkat.

Oleh karena itu, semua stakeholder harus berjalan bersama-sama melakukan pencegahan hingga tingkat paling bawah. Karena narkoba sudah masuk ke pelosok desa.

Hal itu disampaikan Kepala Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Gresik, AKBP Supriyanto, saat workshop penguatan kapasitas kepada insan media untuk mendukung Kota Tanggap Ancaman Narkoba, Kamis (3/2/2022).

Supriyanto mengatakan, sebagai wilayah penyangga Surabaya, peredaran narkoba di Gresik tidak bisa dihindari. Karena, banyak pembeli yang berasal dari Kota Pudak-sebutan lain Gresik.

Disebutkan, wilayah yang menjadi sorotan adalah Gresik selatan. Khususnya yang perbatasan dengan Surabaya. “Peredarannya cukup masif,” kata Supriyanto.

Baca Juga  Perumda Tugu Tirta Jadi Tuan Rumah Pelaksanaan ToT dan Sertifikasi Instruktur Tingkat Nasional

Dijelaskan, bisnis narkoba memang sangat menggiurkan. Keuntungan yang didapat sangat besar. Tak heran, jika Gresik menjadi wilayah sasaran peredaran. Karena, penggunanya masih banyak.

“Bahkan, barang yang berasal dari luar negeri pasti turunnya di Gresik. Khusus untuk paketnya dibawa 100 kg,” ungkapnya.

Di Gresik sendiri, lanjut Supriyanto, 80 persen penghuni rutan didominasi tahanan narkoba. Mayoritas pengguna. “Rata-rata beralasan untuk menambah stamina untuk bekerja,” pungkasnya.

Sementara itu, Kasat Resnarkoba Polres Gresik AKP Irwan Tjatur Prambudi menambahkan, strategi dan kebijakan dalam pencegahan upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran gelap narkotika (P4GN).

“Ada empat hal yang menjadi titik berat. Mulai dari Pencegahan, Pemberantasan, Rehabilitasi serta Penelitian dan Pengembangan Penyalahgunaan Narkotika dan Prekursor Narkotika,” katanya.

Baca Juga  Ramai Isu OTT KPK, Kepala BKPSDA Bangkalan: Tidak Benar, Itu Panggilan BPKP Jatim



Syaifuddin Anam