INDONESIAONLINE – Kawasan Kayutangan Heritage yang berada di sepanjang Jalan Jenderal Basuki Rahmat, Kota Malang saat ini mulai ramai dikunjungi masyarakat, baik dari dalam kota maupun luar Kota Malang. 

Lampu-lampu hias taman kota dengan konsep klasik yang menyala di sepanjang Jalan Basuki Rahmat mulai depan Kantor Perusahaan Listrik Negara (PLN) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Malang hingga sebelum Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Kayutangan membuat suasana Kayutangan Heritage menjadi lebih menarik. 

Meskipun terdapat beberapa lampu klasik yang tidak menyala, masyarakat masih antusias untuk berswafoto bersama teman, keluarga ataupun teman dekatnya. Kemudian menikmati alunan musik dari para seniman yang berada di depan Gedung BNI Emerald maupun di depan Ex Bioskop Merdeka. Lalu juga tampak keramaian masyarakat yang mengantre menikmati secangkir kopi ataupun STMJ di salah satu kedai yang berada di kawasan Kayutangan Heritage. 

Macet.

Namun, dari antusias masyarakat tersebut muncul kemacetan kendaraan yang cukup panjang. Setidaknya dari pantauan di lapangan pada hari Sabtu (16/1/2022) malam, titik kemacetan mulai muncul di depan Kantor PLN UP3 Malang hingga arus lalu lintas mulai lancar di sekitaran JPO Kayutangan. 

Petugas Satlantas Polresta Malang Kota pun tampak berjaya di dua titik keramaian. Yakni di pertigaan depan Kantor PLN UP3 Malang Serta di perempatan Rajabally. Untuk menekan kemacetan, petugas Satlantas Polresta Malang Kota mencoba melakukan rekayasa lalu lintas dengan memasang water barrier plastik di salah satu sisi traffic light. 

Baca Juga  Hadapi Gelombang Ke-3 Covid, Mas Dhito Tutup Semua Tempat Pariwisata dan Minta Warga Patuhi Prokes
Pemasangan separator untuk rekayasa lalu lintas.

Yakni bagi pengendara yang melaju dari arah Jalan Brigjen Slamet Riadi atau Oro-oro Dowo akan dialihkan menuju ke utara. Kemudian untuk di perempatan Rajabally, petugas juga harus mengatur alur kendaraan dari keempat jalur. 

Macetnya kawasan Kayutangan Heritage, membuat kendaraan yang melaju dari arah barat ke timur atau sebaliknya sempat terhenti, karena kendaraan dari arah utara ke selatan sangat ramai dan beberapa penyebab kemacetan juga dikarenakan pemilihan tempat parkir mobil yang seringkali sudah penuh. 

Salah satu masyarakat yang berasal dari kawasan Kelurahan Merjosari, Kecamatan Lowokwaru yakni Salsa (20) bersama saudaranya dari Pasuruan yakni Bella (22) mengatakan bahwa kondisi Kayutangan Heritage semakin menarik. 

“Semakin bagus ya penataannya, apalagi ada lampu-lampu klasik bisa buat selfie, terus juga ada seniman yang main musik, serasa seperti di Malioboro Yogyakarta,” ujar Salsa.

Sementara itu, Kepala Seksi Operasi Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Malang Antonio Oliviera mengatakan bahwa setiap harinya, selalu ada petugas dari Satpol PP Kota Malang dan Dinas Perhubungan Kota Malang yang berjaga-jaga di kawasan Kayutangan Heritage. 

Baca Juga  Destinasi Wisata Futuristik: Menjelajahi Masa Depan

“Kita berjaga mulai pukul 4 sore sampai jam 11 malam. Memang jika kami lihat, mulai muncul keramaian pengunjung di hari Jumat hingga Sabtu kemarin pada jam-jam tersebut,” ujar Anton kepada JatimTIMES.com, Minggu (16/1/2022).  

Pertunjukan musik.

Dari pantauan Anton, beberapa kali para Pedagang Kaki Lima (PKL) dengan gerobaknya sempat akan berjualan di trotoar sepanjang Jalan Jenderal Basuki Rahmat, Kota Malang. “Sesuai aturan itu tidak boleh, akhirnya kita arahkan masuk ke kampung Kayutangan Heritage nya,” tutur Anton. 

Lebih lanjut, pihaknya pun mengakui masih terdapat masyarakat yang belum menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Meskipun saat ini Covid-19 di Kota Malang mulai melandai, pihaknya terus mengimbau agar menerapkan 5M. Yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas. 

“Petugas kita yang jaga juga membawa beberapa masker untuk diberikan kepada masyarakat yang terpantau tidak menggunakan masker,” terang Anton. 

Pasalnya, masih banyak masyarakat yang tidak memakai masker dan asyik berswafoto maupun menikmati sajian pertunjukan musik di beberapa titik kawasan Kayutangan Heritage. Selain itu, juga beberapa masyarakat terpantau masih berkerumun. 

“Terkait berkerumun itu kita tidak henti-hentinya melakukan teguran dan sosialisasi, serta pembinaan kepada masyarakat,” pungkas Anton.



Tubagus Achmad