Beranda

Yos Suprapto, Seniman Viral setelah Pamerannya Dihentikan gegara Lukisan Mirip Jokowi

Yos Suprapto, Seniman Viral setelah Pamerannya Dihentikan gegara Lukisan Mirip Jokowi
Yos Suprapto dan lukisan yang mirip Jokowi. (X @ekokuntadhi1)

INDONESIAONLINE – Yos Suprapto lagi viral. Itu setelah pameran tunggalnya bertajuk Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan yang dijadwalkan berlangsung di Galeri Nasional, Jakarta, Kamis (19/12), batal digelar.

Padahal, acara tersebut telah dipersiapkan selama lebih dari satu tahun. Para pengunjung yang hadir di malam pembukaan dilarang memasuki ruang pameran.

Menurut Yos, kurator pameran Suwarno Wisetrotomo meminta lima dari 30 lukisan yang akan dipamerkan untuk diturunkan. Kelima karya tersebut disebut-sebut menampilkan sosok yang mirip dengan mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Yos menambahkan bahwa kurator gagal memahami makna lukisannya yang menyampaikan pesan mendalam tentang situasi pangan di Indonesia. Permintaan tersebut membuat narasi keseluruhan tema pameran menjadi tidak utuh.

Yos sempat mencoba menyelamatkan pameran dengan menutupi dua lukisan menggunakan kain hitam. Namun, permintaan untuk mencopot tiga lukisan lainnya membuatnya mengambil sikap tegas.

Yos menduga ada ketakutan dari pihak kurator terhadap kemungkinan tekanan politik atau reaksi pemerintah. Akibat perselisihan ini, pihak Galeri Nasional memilih  menutup ruang pameran dan mematikan lampu. Kini, Yos tengah bersiap memulangkan karya-karyanya ke Yogyakarta.

Gegara hal ini, banyak warganet yang penasaran dengan sosok Yos Suprapto. Lantas siapakan seniman senior Yos Suprapto?

Yos Suprapto adalah seorang seniman senior asal Yogyakarta yang telah aktif berkarya sejak tahun 1970-an. Nama Yos mulai dikenal luas pada tahun 1994 saat ia menggelar pameran tunggal bertajuk Bersatu dengan Alam di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta. Sejak itu, karya-karyanya terus mendapatkan sorotan, terutama karena keberanian dan makna mendalam yang ia sampaikan melalui seni.

Karya-karya Yos dikenal dengan permainan warna dan garis yang mencolok serta penuh ketegangan. Warna-warna seperti hitam, merah, biru, hijau, kuning, dan ungu kerap ia gunakan dengan daya visual yang kuat. Komposisi warnanya sering kali terkesan kontras dan tidak lembut, mencerminkan ketegangan yang ingin ia sampaikan.

Melalui karyanya, Yos Suprapto sering mengangkat isu-isu sosial, politik, dan budaya. Beberapa pameran yang ia gelar memuat kritik mendalam terhadap berbagai fenomena.

Pada 2001, Yos mengusung pameran bertema Barbarisme: Perjalanan Anak Bangsa di Galeri Nasional Indonesia mengeksplorasi budaya kekerasan dalam kehidupan masyarakat modern.

Kemudian pada 2005, ia menyelenggarakan pameran bertajuk Republik Udang di Tembi Gallery, Yogyakarta, yang secara tajam mengkritik korupsi di kalangan elit birokrasi.

Pada 2017, Yos kembali memamerkan karya-karya bertema budaya maritim dengan tajuk Arus Balik Cakrawala di Galeri Nasional Indonesia. Pameran ini menyoroti pentingnya refleksi terhadap perjalanan budaya bangsa.

Meski karyanya sarat dengan pesan dan makna, Yos tidak lepas dari kontroversi. Lukisan-lukisan yang diminta untuk diturunkan dalam pameran Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan diduga mengandung kritik tajam terhadap pemerintahan. Gegara penurunan karya dan batal pameran, kelima lukisan Yos justru menuai sorotan hingga viral.

Exit mobile version