INDONESIAONLINE – Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas PGRI Kanjuruhan Malang (Unikama) kembali menyelenggarakan Gebyar Kreasi Budaya Bangsa (29/6/2022). Kegiatan tersebut merupakan kegiatan rutin tahunan Program Studi PGSD yang sempat tidak terlaksana secara langsung selama 2 tahun akibat pandemi Covid-19. 

Kepala Program Studi (Kaprodi) PGSD, Dr Cicilia Ika Rahayu Nita MPd menyampaikan, Gebyar Kreasi Budaya Bangsa menjadi tempat untuk mengekspresikan kreativitas kesenian, di era Society 5.0. 

3

“Dengan tema yang cukup besar ini, mensupport penciri Prodi PGSD. Sebab, tidak semua universitas memiliki aktivitas seperti yang kita lakukan saat ini,” tuturnya.

Untuk itu, dengan terselenggaranya Gebyar Kreasi Budaya Bangsa ini, tentu rasa syukur dan bahagia tak terelakkan dikalangan civitas Prodi PGSD. Sebab, seperti diketahui sebelumnya, penyelenggaraan Gebyar Kreasi Budaya Bangsa yang merupakan program rutin tahun, sempat gagal diselenggarakan akibat pandemi Covid-19 yang berlangsung selama 2 tahun.

Baca Juga  Peduli Klenteng Poo An Kiong, Mahasiswa Fisipol Unisba Blitar Gelar Baksos
1

“Akhirnya pada saat yang tepat kita melaksanakan UAS yang menjadi program tahunan yang bisa kita laksanakan secara langsung, ini betul-betul harus kita syukuri bersama,” ungkap wanita yang juga pembimbing seni tari PGSD Unikama ini.

Sementara itu, Andika Gautama SPd MPd sebagai pembimbing seni musik menyampaikan, dalam Gebyar Kreasi Budaya Bangsa, bukan hanya disi dengan pagelaran seni musik ataupun seni tari saja. Namun, juga diisi dengan produk-produk karya dari para mahasiswa, serta diisi dengan berbagai macam ide menarik lainnya.

2

 “Ada juga produk prakarya dari mahasiswa.  Tentu, harapannya setelah mereka lulus, mereka tidak hanya menjadi guru saja, namun juga bisa berkembang menjadi pelaku usaha,” tuturnya.

Baca Juga  UIN Maliki Malang dan Burapha University Thailand Perkuat Kolaborasi Akademik

Dalam Gebyar Kreasi Budaya Bangsa, diikuti oleh mahasiswa PGSD angkatan 2020. Kartika, salah satu mahasiswa yang tampil bersama kelompok tari menyampaikan, bahwa dirinya bersama kelompok tarinya menampilkan tari permainan tradisional. 

Persiapan matang telah dilakukan Kartika dan kelompoknya selama 1 bulan penuh. Memilih untuk membawakan tari permainan tradisional buka tanpa alasan. Ia dan kelompoknya prihatin, dimana kalangan mileneal saat ini banyak yang lupa dan bahkan tidak mengetahui budaya yang seharusnya dilestarikan.

“Sudah jarang anak-anak yang bermain permainan tradisional, makanya kami ingin mengangkat lagi permainan tradisional dan budayanya, agar terus dapat dilestarikan dan banyak diketahui generasi milenial,” terangnya.