INDONESIAONLINE – Inilah lima tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang dinilai berpeluang untuk jadi pasangan wakil presiden Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

Kelima tokoh tersebut, diungkap oleh pengamat politik M Qodari. M Qodari juga mengatakan bahwa cawapres Prabowo kemungkinan besar akan dipertimbangkan dari latar belakang NU.

Pasalnya, NU memiliki jumlah massa besar, sekitar sepertiga dari muslim Indonesia.

“Karena jumlah massa atau komunitas NU itu sangat besar sekitar sepertiga dari muslim Indonesia. Organisasi besar di Indonesia saat ini ya NU,” kata Qodari.

Lima tokoh NU yang dimaksud Qodari adalah Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Yenny Wahid, Menteri BUMN Erick Thohir dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.

1. Yaqut Cholil Qoumas

Yaqut Cholil Qoumas lahir di Rembang, Jawa Tengah pada 4 Januari 1975. Sebagaimana diketahui Yaqut sudah menjabat sebagai Menteri Agama sejak 23 Desember 2020, menggantikan Fachrul Razi.

Ia juga menjadi legislator dari fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi II DPR RI. Selain itu, Yaqut juga pernah menjadi Wakil Bupati Rembang periode 2005-2010 mendampingi M Salim.

Namun, di tahun 2010 ia memutuskan maju sebagai Bupati Rembang, didampingi kader PAN, Arif Budiman. Tetapi, Yaqut kalah dari M Salim-Abdul Hafiz yang diusung Partai Demokrat.

Kemudian Yaqut duduk di parlemen pada 2014. Ia dilantik sebagai Anggota DPR RI Fraksi PKB, dalam pergantian antarwaktu (PAW) menggantikan Hanif Dhakiri yang diangkat menjadi Menteri Tenaga Kerja di Kabinet Kerja Presiden RI Joko Widodo.

2. Khofifah Indar Parawansa

Khofifah Indar Parawansa lahir di Surabaya, Jawa Timur pada 19 Mei 1965. Khofifah saat ini menjabat sebagai Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024.

Baca Juga  Puan: Relakan Kawan Lama jadi Lawan Baru

Sejak mahasiswa, Khofifah memang sudah aktif di berbagai organisasi. Ia pernah terpilih menjadi Ketua perempuan pertama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) cabang Surabaya.

Saat aktif di PMII itulah, Khofifah rajin menghadiri diskusi kebangsaan yang diisi oleh KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Ia kemudian terpilih menjadi Ketua Pengurus Wilayah (PW) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Jawa Timur.

Sejak 90-an, ia telah menduduki kursi sebagai wakil rakyat di parlemen. Khofifah pernah menjadi pimpinan Fraksi PPP DPR RI (1992-1997), pimpinan Komisi VIII DPR RI (1995-1997), anggota Komisi II DPR RI (1997-1998), Wakil Ketua DPR RI (1999), Ketua Komisi VII DPR RI (2004-2006), dan anggota Komisi VII DPR RI (2006).

Sebelum menjabat Gubernur Jawa Timur, Khofifah dipercaya menjadi Menteri Sosial Kabinet Kerja pada 2014 hingga 2018.

3. Yenny Wahid

Putri kedua Gus Dur ini lahir di Jombang, Jawa Timur pada 29 Oktober 1974. Yenny Wahid, memutuskan menjadi wartawan selepas lulus dari Universitas Trisakti.

Yenny juga pernah bertugas sebagai reporter di Timor-Timur dan Aceh. Ia juga sempat menjadi koresponden koran terbitan Australia, The Sydney Morning Herald dan The Age (Melbourne) antara tahun 1997 dan 1999.

Yenny lalu terus mendampingi Gus Dur sejak sang ayah menjabat sebagai Presiden ke-4 RI. Kemudian Yenny menjabat sebagai Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik.

Di masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Yenny pernah menjadi Staf Khusus Bidang Komunikasi Politik dan aktif sebagai Sekjen PKB. Kemudian, pada 22 Januari 2020 Yenny ditunjuk Triawan Munaf menjabat sebagai Komisaris Utaram PT Garuda Indonesia.

Namun, ia memilih untuk mengundurkan diri pada 13 Agustus 2021. Alasannya, Yenny ingin membantu perusahaan menekan biaya sehingga bisa menyehatkan kinerja keuangan.

Baca Juga  Pendiri Relawan Pro Jokowi Ungkap 7 Prestasi Anies Baswedan yang Dipertanyakan Hasto: Tak Pernah Terlibat Korupsi dan Skandal Aib!

4. Erick Thohir

Menteri BUMN ini lahir di Jakarta pada 30 Mei 1970. Erick Thohir memulai kariernya sebagai pebisnis sebelum terjun ke dunia politik.

Bersama Muhammad Lutfi, Wisnu Wardhana, dan R. Harry Zulnardy, Erick kemudian mendirikan bisnis media bernama Mahaka Group. Tak cuma dalam bidang media, Erick juga bermain di bisnis olahraga.

Ia pernah menjabat sebagai Wakil Komisaris Persib Bandung. Kemudian di tahun 2012, ia menjadi pemegang saham mayoritas klub sepak bola D. C. United di Amerika Serikat bernama Levien.

Pada 2013, Erick menjadi perbincangan karena membeli saham Inter Milan dengan kepemilikan 70 persen dari pemilik sebelumnya, Massimo Moratti, senilai 350 juta Euro atau setara Rp 5,3 triliun.

Ia kemudian resmi menjadi Anggota Kehormatan Banser setelah melalui pendidikan dan pelatihan dasar (Diklatsar) pada 28 November 2011.

Bergabungnya Erick ini, dinilai Ketua Umum Pergerakan Rakyat Berdaulat, Wahab Talaohu, menjadi sosok NU yang berpotensial yang bisa maju dalam Pilpres 2024.

5. Muhaimin Iskandar

Muhaimin Iskandar atau Cak Imin lahir di Jombang, Jawa Timur pada 24 September 1966. Saat ini, Cak Imin menjabat sebagai Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Wakil Ketua DPR RI Bidang Kesejahteraan Rakyat periode 2019-2024.

Ini adalah kali kedua Muhaimin menjabat sebagai Wakil Ketua DPR RI. Sebelumnya, Cak Imin pernah mengisi jabatan yang sama pada masa 1999-2004.

Selain Wakil Ketua DPR RI, Muhaimin juga pernah menjadi Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI periode 2018-2019. Pada era Presiden SBY, Cak Imin ditunjuk sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans).

Karier politiknya melesat saat dipilih oleh Abdurrahman Wahid (Gus Dur) untuk menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pada 1998.