INDONESIAONLINE – Suasana berbeda terlihat di kediaman Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, di Perumahan Villa Taman Kartini, Bekasi Timur. Enam anggota Satuan Tugas Cakra Buana, organisasi sayap PDI-P, berjaga di luar rumah Hasto pada Selasa (24/12/2024). Mereka mengenakan seragam hitam dan baret merah, menambah kesan pengamanan yang ketat.
Penjagaan ketat ini terjadi di tengah kabar penetapan Hasto sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Hasto diduga terlibat dalam kasus suap PAW Komisioner KPU yang juga menjerat mantan caleg PDI-P, Harun Masiku.
Kabar penetapan tersangka Hasto berdasarkan surat perintah penyidikan (sprindik) Nomor Sprin.Dik/153/DIK.00/01/12/2024 tertanggal 23 Desember 2024. Namun, Juru Bicara KPK, Tessa Marardika, mengaku belum menerima informasi resmi.
“Saya akan cek terlebih dahulu,” ujarnya.
Ketua DPP PDI-P, Ronny Talapessy, juga mengaku baru mengetahui informasi tersebut dari media. “Saya belum berkomunikasi dengan Mas Hasto. Jika benar, partai akan menyatakan sikap,” kata Ronny.
Senada, Juru Bicara PDI-P Chico Hakim menyatakan pihaknya belum menerima informasi akurat terkait hal tersebut. “Sampai detik ini belum ada info akurat yang kami terima,” kata Chico.
Ia menduga ada upaya politisasi hukum untuk menggoyang PDI-P. Chico menilai politisasi hukum begitu kental dalam perkara-perkara yang ditangani KPK.
“Kami melihat politisasi hukum itu kuat sekali,” ujar Chico.
Ia mencontohkan kasus CSR BI di mana dua orang tersangka sempat diralat. “Dugaan untuk mentersangkakan Sekjen sudah lama. Jelas ada upaya mengganggu PDI Perjuangan,” tambahnya.
PDI-P sedang mencari tahu kebenaran informasi terkait penetapan tersangka Hasto. Mereka akan menunggu informasi resmi dari KPK sebelum memberikan pernyataan lebih lanjut.
Sementara itu, rumah Hasto yang berlantai dua tampak sepi. Sebuah mobil Lexus hitam terparkir di halaman. Tidak terlihat aktivitas berarti di dalam rumah.
