INDONESIAONLINE – Kondisi memprihatinkan tengah melanda SDN Grudo 3, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi. Empat ruang kelas sekolah tersebut terancam roboh karena atap bangunannya yang nyaris ambruk. Ironisnya, kegiatan belajar mengajar tetap berlangsung di ruangan yang dinilai membahayakan keselamatan para siswa tersebut.
Untuk mencegah robohnya atap, pihak sekolah terpaksa memasang penyangga darurat berupa balok kayu di beberapa titik. Namun, kondisi ini jelas menimbulkan rasa takut di kalangan siswa.
“Aku takut banget kalau pas waktu belajar tiba-tiba atap roboh,” ungkap Savia, salah satu siswa kelas 1.
Senada, Raka, siswa kelas 1 lainnya menambahkan, “Kami ingin dan semoga cepat diperbaiki.”
Kepala Sekolah, Sudarwati, mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengajukan usulan perbaikan sejak tiga tahun lalu kepada pihak terkait. Namun, hingga kini belum ada respons dan realisasi perbaikan.
“Sudah tiga tahun lalu dilakukan pengajuan perbaikan dan belum ada respons. Kemungkinan terjadi kesalahan data Dapodik kita sehingga tidak ada pembenahan. Kondisi kayu penyangga atap gedung sudah lapuk dimakan usia. Bahkan plafon sudah ambrol karena struktur kayu penyangga atap gedung sudah lapuk. Sudah tidak layak sebagai tempat pembelajaran,” jelas Sudarwati.
Lebih lanjut, Sudarwati menjelaskan bahwa saat cuaca buruk, terutama hujan deras disertai angin kencang, kegiatan belajar mengajar terpaksa dipindahkan ke masjid terdekat demi keamanan siswa.
Terpisah, Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ngawi Zainal Fanani menjelaskan bahwa usulan perbaikan telah diajukan melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2025, namun ditolak.
Pengajuan melalui Dana Alokasi Umum (DAU) tahun 2025 juga bernasib sama karena adanya refocusing anggaran. “Kita akan terus berusaha menyampaikan ke tim anggaran agar masuk dalam anggaran perubahan tahun 2025,” ujarnya (sr/dnv).
