Band Jepang Asal Malang Hyakushiki Rilis Nemesism

Band Jepang Asal Malang Hyakushiki Rilis Nemesism
Band alternatif Jepang asal Malang, Hyakushiki, kembali menggebrak skena musik tanah air dengan merilis single kedua mereka, "Nemesism," pada 25 Februari 2025 (mave magazine)

INDONESIAONLINE – Band Jepang asal Malang, Hyakushiki, kembali menggebrak skena musik tanah air dengan merilis single kedua mereka, Nemesism, pada 25 Februari 2025. Setelah sukses dengan single debut “Legacy” pada Januari 2024, Hyakushiki kini menawarkan eksplorasi musikal yang lebih berani, memadukan elemen J-Pop, J-Rock, dan Hardcore.

“Nemesism” bukan sekadar lagu, melainkan sebuah representasi jujur dari pergulatan melawan mental illness, khususnya depresi dan post-traumatic stress disorder (PTSD). Lagu ini mencoba menangkap perasaan terisolasi dan perjuangan untuk bangkit, meskipun terus-menerus dihantui oleh kondisi tersebut.

“Tema ini diangkat sebagai bentuk ekspresi diri dan harapan agar orang-orang lebih memahami apa yang dirasakan oleh mereka yang mengalami kondisi serupa,” ungkap Vero, vokalis Hyakushiki, dalam rilis resminya.

Vero juga mengungkapkan bahwa lirik lagu ini terinspirasi dari pengalaman pribadinya selama 9-10 tahun berjuang melawan depresi.

Pesan utama yang ingin disampaikan Hyakushiki melalui “Nemesism” adalah bahwa individu yang menghadapi tantangan mental tidaklah sendirian.

“Kami ingin menyampaikan bahwa ada banyak orang yang merasakan hal yang sama. Meskipun mencari bantuan bisa terasa sulit karena stigma sosial, tetaplah berjuang dan jangan menyerah,” tambah Vero.

Perpaduan Unik J-Rock dan Hardcore

Berbeda dengan “Legacy” yang lebih condong ke alternatif pop Jepang, “Nemesism” menghadirkan warna musik yang lebih kompleks dan dinamis. Elemen hardcore yang dimasukkan dalam komposisi ini memberikan sentuhan eksplosif yang memperkuat emosi lagu.

“Ide awalnya muncul dari beat drum Welly, yang terinspirasi dari band hardcore kami, Angerfire. Kami mencoba mencari titik tengah agar elemen hardcore ini tetap menyatu dengan unsur musik Jepang yang menjadi ciri khas Hyakushiki,” jelas Oka, gitaris Hyakushiki.

Proses produksi lagu ini juga melibatkan Ervan, yang memberikan arahan dalam penyusunan komposisi dan sound design. Hal ini menunjukkan keseriusan Hyakushiki dalam menggarap karya mereka.

Evolusi Musik Hyakushiki

Terbentuk sejak 2006, Hyakushiki telah mengalami perjalanan panjang dalam skena musik. Awalnya terpengaruh oleh band-band J-Rock legendaris seperti Luna Sea, Siam Shade, dan L’ArcenCiel, Hyakushiki kini berevolusi menjadi band alternatif pop Jepang dengan eksplorasi genre yang semakin luas.

“Perubahan personel dari waktu ke waktu juga mempengaruhi evolusi musik kami, karena setiap anggota membawa pengaruh genre yang berbeda-beda,” ungkap Sandhi, bassist Hyakushiki.

Hyakushiki telah menjadi bagian penting dari skena pop culture Jepang di Malang dan sekitarnya. Momen-momen berkesan seperti tampil di dua kota berbeda dalam satu hari pada tahun 2023, dan mendapat perhatian dari gitaris L’ArcenCiel di platform X (Twitter), menjadi bukti eksistensi mereka.

Dengan dirilisnya “Nemesism,” Hyakushiki semakin memantapkan identitas musikal mereka. Lagu ini juga akan menjadi bagian dari album atau EP yang sedang mereka persiapkan. Hyakushiki berencana memperluas jangkauan promosi ke berbagai platform digital, media online, dan bahkan radio.

“Nuansa hardcore dalam lagu ini bukan berarti arah baru bagi Hyakushiki, melainkan sebagai upaya memperkaya eksplorasi musik kami. Kami tetap akan mempertahankan identitas alternatif pop Jepang yang menjadi ciri khas kami,” tegas mereka.

Hyakushiki berharap “Nemesism” dapat diterima dan dikenal lebih luas, tidak hanya di kalangan komunitas Jejepangan, tetapi juga di industri musik tanah air secara umum.

“Kami ingin lagu ini menjadi suara bagi mereka yang sedang berjuang melawan mental illness, sekaligus menjadi karya yang dapat dinikmati oleh berbagai kalangan,” tutup mereka.

“Nemesism” sudah tersedia di semua platform streaming digital mulai 25 Februari 2025 di bawah naungan Pojok Nihon Music.

Tentang Hyakushiki

Terinspirasi dari nama Gundam Hyaku Shiki yang berarti “100 kekuatan,” Hyakushiki berkomitmen untuk memberikan 100% di atas panggung dan dalam setiap karya mereka.

Band asal Malang ini terbentuk pada tahun 2006 dan telah lama berkiprah di skena pop culture Jepang dengan gaya musik alternatif (bn/dnv).