INDONESIAONLINE – Hasil uji laboratorium mengonfirmasi bahwa air yang digunakan oleh tempat catering di Desa Ampelgading, Kecamatan Selorejo, Kabupaten Blitar, positif terkontaminasi bakteri Salmonella. Temuan ini menjadi penyebab keracunan massal yang menimpa puluhan warga desa tersebut setelah mengonsumsi olahan ikan gurami dari catering yang sama.
“Hasil uji laboratorium dari sampel air di tempat catering penjual olahan gurami yang diduga menyebabkan keracunan massal di Selorejo sudah keluar, dan hasilnya positif mengandung bakteri Salmonella,” ungkap Koordinator Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Blitar, Endro Pramono, Selasa (8/10/2024).
Bakteri Salmonella merupakan salah satu bakteri yang umum menyebabkan penyakit melalui makanan yang terkontaminasi. Gejala yang ditimbulkan meliputi sakit perut, diare, mual, dan muntah.
Endro menjelaskan bahwa dugaan kuat air terkontaminasi digunakan untuk mencuci ikan atau bahan lainnya dalam proses pengolahan makanan, sehingga menyebabkan kontaminasi silang.
Menyusul temuan ini, Dinkes Kabupaten Blitar telah mengambil langkah-langkah proaktif. Pengusaha catering telah diinformasikan mengenai hasil uji laboratorium dan diberikan pembinaan terkait pentingnya penanganan air yang higienis untuk mencegah kejadian serupa terulang.
Selain air, Dinkes juga telah mengambil sampel sisa makanan dan feses dari beberapa korban untuk dianalisis lebih lanjut di laboratorium di Surabaya.
“Kami juga mengirimkan sampel sisa makanan dan feses untuk pengujian lebih lanjut di laboratorium Surabaya, namun hasilnya masih belum keluar,” tambah Endro.
Sebelumnya, pada Senin malam (30/9/2024), sebanyak 43 warga Desa Ampelgading mengalami gejala keracunan seperti muntah dan diare setelah menyantap hidangan ikan gurami dari catering tersebut. Beberapa korban bahkan harus mendapatkan perawatan intensif di Puskesmas dan rumah sakit terdekat.
Kondisi seluruh korban saat ini telah dinyatakan pulih dan sudah diizinkan pulang. “Saat ini, semua korban yang diduga mengalami keracunan massal sudah sembuh dan sudah diperbolehkan pulang dari fasyankes,” ujar Endro.
Kasus keracunan massal ini menjadi alarm bagi pemerintah daerah Kabupaten Blitar untuk memperketat pengawasan terhadap usaha catering dan penyedia makanan lainnya. Masyarakat juga diimbau untuk lebih selektif dalam memilih penyedia makanan dan memastikan kebersihan air yang digunakan.
Kejadian ini menjadi pengingat bahwa kontaminasi Salmonella pada makanan seringkali bersumber dari air yang tidak higienis. Oleh karena itu, edukasi dan pengawasan ketat terhadap praktik kebersihan di sektor pangan menjadi krusial untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Dinkes Kabupaten Blitar berharap dengan adanya pembinaan dan pengawasan yang lebih intensif, kualitas kebersihan di sektor jasa boga dapat lebih terjamin. Pengecekan rutin terhadap kualitas air yang digunakan oleh penyedia makanan juga ditekankan untuk mencegah kontaminasi bakteri berbahaya.
Warga Desa Ampelgading berharap kejadian serupa tidak terulang dan mengapresiasi langkah-langkah yang telah diambil oleh Dinkes dan pihak berwenang. Mereka berharap pengawasan yang lebih ketat dapat terus dilakukan untuk menjamin keamanan dan kesehatan bersama (ar/dnv).