Beranda

Alarm Merah Dunia Medis: Rentetan Dugaan Pelecehan Seksual Oknum Dokter

Alarm Merah Dunia Medis: Rentetan Dugaan Pelecehan Seksual Oknum Dokter
Ilustrasi dokter. Di mana beberapa kejadian dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oknum dokter telah menjadi alarm merah dunia medis Indonesia (ist)

INDONESIAONLINE – Kepercayaan publik terhadap profesi kedokteran tengah diuji menyusul terungkapnya tiga kasus dugaan pelecehan seksual yang melibatkan oknum dokter di Bandung, Garut, dan Malang dalam waktu berdekatan. Insiden-insiden yang viral di media sosial ini memicu kemarahan dan keprihatinan luas.

Bandung: Dugaan Pemerkosaan oleh Dokter Residen di Rumah Sakit

Kasus pertama yang menggegerkan datang dari Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Bandung. Seorang dokter residen Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) diduga melakukan pemerkosaan terhadap seorang perempuan pendamping pasien.

Menurut kronologi yang viral di media sosial, dugaan peristiwa terjadi di area lantai 7 Gedung MCHC RSHS yang belum terpakai. Pelaku diduga membujuk korban dengan dalih membantu proses crossmatch darah, membawanya ke lokasi sepi, lalu memberikan infus berisi zat yang diduga obat penenang (Midazolam) hingga korban tak sadarkan diri sebelum aksi bejat dilakukan.

Bukti visum dan temuan bekas sperma di lokasi disebut menguatkan dugaan ini. Pihak kepolisian tengah menyelidiki kasus ini, sementara FK Unpad dan RSHS menyatakan komitmen untuk proses hukum yang adil dan transparan.

Garut: Dokter Kandungan Terekam CCTV Diduga Lecehkan Pasien Saat USG

Dari Garut, seorang dokter kandungan, dr. Muhammad Syafril Firdaus, menjadi sorotan setelah rekaman CCTV yang menunjukkan tangannya diduga menyentuh area sensitif pasien saat pemeriksaan USG beredar luas. Unggahan ini diviralkan oleh seorang dokter gigi, drg. Mirza Mangku Anom, yang mengaku juga menerima banyak laporan serupa dari pasien lain.

Beberapa kesaksian menyebutkan adanya dugaan perabaan tidak wajar, percakapan bernada mesum, hingga modus menghubungi pasien secara pribadi untuk menawarkan layanan USG gratis dengan syarat datang tanpa pendamping. Kasus ini menimbulkan kemarahan dan desakan agar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan pihak berwenang segera mengambil tindakan.

Malang: Pengakuan Mantan Pasien atas Dugaan Pelecehan oleh Dokter Umum

Di Kota Malang, seorang mantan pasien rumah sakit swasta, Qorry Aulia Rachmah, membagikan pengalaman traumatis yang dialaminya pada September 2022 oleh dokter umum berinisial YA.

Melalui akun media sosialnya, Qorry menceritakan bagaimana dokter YA, setelah sebelumnya mengirim pesan WhatsApp pribadi, mendatangi kamar rawatnya dengan alasan menjenguk meski ia sudah diizinkan pulang.

Saat pemeriksaan menggunakan stetoskop, dokter YA diduga membuka baju pasien hingga terbuka dan melakukan pemeriksaan yang tidak wajar dan terlalu lama. Puncaknya, dokter tersebut diduga mengeluarkan ponsel dan mengarahkannya ke tubuh Qorry yang terbuka, menimbulkan kecurigaan upaya pengambilan foto atau video.

Qorry berencana melaporkan kejadian ini ke polisi. Pihak rumah sakit dilaporkan telah menonaktifkan dokter yang bersangkutan sembari menunggu proses lebih lanjut.

Rentetan kasus ini memicu reaksi keras dari publik. Banyak warganet dan tokoh masyarakat mendesak Kementerian Kesehatan dan IDI untuk tidak tinggal diam, melakukan investigasi menyeluruh, dan memberikan sanksi tegas jika terbukti bersalah, termasuk pencabutan izin praktik.

Kejadian beruntun ini menjadi alarm keras dan tantangan besar bagi dunia medis Indonesia untuk menjaga etika profesi dan memulihkan kepercayaan masyarakat yang terlanjur tercoreng (bn/dnv).

Exit mobile version