INDONESIAONLINE – Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan memulai kampanye hari pertamanya di Kampung Tanah Merah, Jakarta Utara. Kedatangan Anies bersama sang istri, Fery Faryati Ganis, disambut antusias oleh warga yang telah menunggu dengan teriakan “Pak Anies, Pak Anies.”

Pada kesempatan itu, Anies mengungkap penilaiannya mengenai Kampung Tanah Merah. Menurut dia, kampung tersebut menjadi simbol soliditas masyarakat marjinal yang mendukung dirinya.

“Insya Allah kalau Tanah Merah sudah solid, menular semua ke Jakarta, menular ke Indonesia,” kata Anies di lokasi, Selasa, (28/11/2023).

Anies pun optimistis semangat soliditas warga di Kampung Tanah Merah bakal memenangkan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin) ke seluruh Indonesia.

Anies pun sempat mengungkit momen dirinya maju di Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada DKI 2017 silam. Anies mengaku memiliki kedekatan tersendiri dengan Kampung Tanah Merah.

Ia mengatakan, warga kampung datang berbondong-bondong ke rumahnya di Lebak Bulus untuk memintanya menjadi calon gubernur DKI Jakarta. “Berbondong-bondong ke rumah saya, menyewa Kopaja atau metro mini,” ujar Anies.

Ia menyebut, sebelum era Anies menjadi gubernur DKI, warga Tanah Merah menjadi masyarakat yang terpinggirkan karena tak boleh mengurus izin mendirikan bangunan.

Setelah menjabat, Anies menunaikan janjinya memberi izin membangun untuk warga kampung yang berdekatan dengan Depo Pertamina Plumpang itu.

Baca Juga  Deklarasi Capres 13 Agustus, Koalisi Gerindra-PKB Masih Buka Pintu untuk Partai Lain

Mantan gubernur DKI Jakarta itu lalu berjanji akan memberikan keadilan bagi semua masyarakat. Dimulai dari Kampung Tanah Merah, masyarakat yang terpinggirkan di berbagai wilayah akan lebih diperhatikan.

“Waktu itu kita semua bersepakat, tempat ini sudah terlalu lama dipinggirkan. Betul? Tidak dianggap sebagai warga yang setara dengan yang lain, betul? Alhamdulillah bersama-sama kita bikin perubahan di Tanah Merah ini,” ungkap Anies.

“Kami sama-sama berjuang memberikan keadilan, mulai dari Tanah Merah untuk tanah-tanah yang terpinggirkan, untuk warga yang termarjinalkan,” ujar Anies.

Anies menambahkan bahwa dengan amanat baru sebagai capres, dia bersama wakilnya  Muhaimin Iskandar, serta para partai koalisi berkomitmen melakukan hal yang sama  yakni menghadirkan keadilan bagi mereka yang terpinggirkan ke seluruh Indonesia.

“Dan sekarang kami dapat amanat baru untuk jadi capres. Fimulainya dari mana? Tanah Merah. Mari bersama berjuang menghadirkan keadilan yang sama, ketika kita kerjakan di Jakarta,” tandasnya.

“Dari Tanah Merah, untuk tanah-tanah yang terpinggirkan di Indonesia, untuk mereka-mereka yang termarjinalkan, dengan satu pedoman yakni membesarkan yang kecil tanpa mengecilkan yang besar,” imbuhnya.

Lebih khusus Anies juga menegaskan akan menuntaskan persoalan agraria di Tanah Merah sehingga warga dapat tinggal di kampung tersebut dengan tenang.

“Dan alhamdulillah ikhtiar itu mendekati tuntas. Insya Allah bila diizinkan dapat kekewangan  kita tuntaskan Tanah Merah sehingga warga tenang status tanahnya jelas dan bisa dibuat berkehidupan hingga anak cucu,” tandasnya.

Baca Juga  MPM Honda Jatim Gencarkan Kampanye Cari Aman di Jalur Rawan Blackspot

Dalam kesempatan itu,  Anies mendapatkan 8 pesan khusus dari Kampung Tanah Merah. Berikut isi pesan untuk Anies dari warga Kampung Tanah Merah.

Yang pertama adalah, jika Anies menjadi presiden, maka dia harus menstabilkan harga-harga kebutuhan pokok.

Kedua, memberikan hak masyarakat untuk mendapatkan pendidikan. Setiap anak harus diberikan kemudahan untuk bisa menempuh pendidikan sampai perguruan tinggi.

Ketiga, membalas utang budi negara kepada petani, nelayan, dan peternak yang telah menyediakan makanan di piring-piring kita. Negara harus membalas budi dengan menghadirkan kesejahteraan untuk mereka.

Keempat, berpihak pada kaum ibu dan perempuan dengan memberikan akses pada kesejahteraan serta melindungi perempuan dari segala bentuk diskriminasi dan kekerasan.

Kelima, memperjuangkam hak setiap orang di negeri ini untuk mendapatkan hunian layak, tidak menggusur, mengajak dialog warga, dan menata kawasan dengan menjunjung tinggi nilai kemanusian.

Keenam, memberikan upah yang layak pada buruh dan pekerja yang telah bekerja keras ikut berkontribusi membangun negeri.

Ketujuh, menjamin kebebasan berekspresi warga negara.

Kedelapan, memperhatikan kelompok masyarakat yang selama ini kerap dilupakan, seperti komunitas adat, kelompok marginal, lansia, penyandang disabilitas. Negara harus memberikan hak yang setara untuk mereka. (mut/hel)