Temukan bagaimana ‘Arudl wal Qawafi, sistem metrum dan rima puisi Arab, menjadi fondasi intelektual peradaban dan beradaptasi dengan lahirnya puisi bebas modern. Analisis pakar Dr. Nurlinah di UIN Maliki Malang.
INDONESIAONLINE – Disiplin ilmu ‘Arudl wal Qawafi, yang mengikat metrum dan rima dalam puisi Arab, kembali ditegaskan sebagai fondasi esensial yang mencerminkan kemajuan intelektual peradaban Arab dari masa kuno hingga modern.
Dalam sebuah forum akademik bertajuk “Arudl wal Qawafi dan Dinamika Perkembangannya” yang diselenggarakan Fakultas Humaniora Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang, pakar sastra Arab Dr. Nurlinah, M.Ag. dari UIN Sunan Gunung Djati Bandung memaparkan telaah mendalamnya.
Arudl wal Qawafi: Lebih dari Sekadar Teknik
Dr. Nurlinah menekankan bahwa ‘Arudl wal Qawafi melampaui perangkat teknis pengaturan panjang pendek suku kata atau akhiran baris puisi. “Ini adalah sistem kompleks dengan nilai historis dan intelektual tinggi,” ujarnya.
Menurut data dari studi “The Poetic Tradition in Arabic Literature,” sistem prosodi ini telah menjadi tulang punggung puisi Arab selama lebih dari 1.500 tahun, memandu ribuan karya dari periode Jahiliyah hingga Abad Keemasan Islam.
Ia menjelaskan evolusi sistem metrum dan rima ini, dari akarnya di era pra-Islam, mencapai puncak kejayaan selama periode klasik Islam – era di mana ilmuwan seperti Al-Khalil bin Ahmad al-Farahidi (w. 786 M) menyusun sistem ‘Arudl yang monumental.
Sistem ini terus beradaptasi, merespons perkembangan bentuk-bentuk puitis di era kontemporer. “Puisi Arab selalu menjadi refleksi utuh dari masyarakat yang melahirkannya. Transformasi sosial, politik, dan budaya di Jazirah Arab turut mewarnai estetika dan struktural puisi,” tegasnya.

“Puisi Arab bukan hanya ekspresi keindahan bahasa, melainkan refleksi peradaban,” ungkap Dr. Nurlinah, mempertegas pandangan fundamental tentang kedudukan puisi.
“’Arudl wal Qawafi adalah sistem yang menjaga harmoni antara ritme, bunyi, dan makna, sekaligus memperlihatkan kecanggihan intelektual bangsa Arab sejak masa awal,” lanjutnya.
Sistem yang terukur ini membuktikan bahwa penciptaan puisi adalah proses kreatif yang tunduk pada kerangka logis, menegaskan kecerdasan struktural bahasa Arab. Sebuah penelitian oleh Universitas Oxford menunjukkan bahwa kemampuan bahasa seperti yang terlihat dalam ‘Arudl wal Qawafi seringkali berkorelasi dengan kemampuan kognitif tinggi dalam masyarakat.
Dinamika Modern: Era Puisi Bebas
Abad ke-20 membawa arus modernisasi yang melahirkan berbagai bentuk baru dalam sastra Arab, termasuk kemunculan puisi bebas modern (asy-syi‘r al-hurr). Fenomena ini, menurut Dr. Nurlinah, kerap disalahpahami sebagai penolakan total terhadap tradisi klasik.
“Justru sebaliknya, kemunculan puisi bebas adalah bagian alamiah dari siklus kreativitas yang memperkaya khazanah sastra Arab,” jelasnya.
Ini merupakan respons terhadap tuntutan zaman dan bukan berarti sistem klasik telah lenyap. Data dari “Modern Arabic Poetry: An Anthology” menunjukkan bahwa meskipun puisi bebas berkembang pesat pasca-1940-an, puisi dengan kaidah ‘Arudl klasik tetap menjadi bagian integral dari kurikulum pendidikan dan publikasi sastra di banyak negara Arab.
Sesi akademik ini menarik perhatian besar dari mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Arab (BSA) UIN Maliki Malang. Mereka aktif terlibat dalam diskusi, menunjukkan antusiasme tinggi untuk menguasai isu-isu mutakhir dalam kajian prosodi ini.
Ketua Program Studi BSA Fakultas Humaniora, Dr. Abdul Basid, menyambut baik respons positif tersebut. “Kegiatan ini menjadi ruang penting bagi mahasiswa untuk memahami akar tradisi sastra Arab sekaligus melihat perkembangannya dalam perspektif modern,” ujar Dr. Abdul Basid.
Ia berharap, inisiatif ini dapat menumbuhkan akademisi yang tidak hanya kuat secara teori, tetapi juga adaptif dalam praktik. “Kami berharap mahasiswa mampu mengkaji dan mengembangkan tradisi kesusastraan dengan pendekatan ilmiah kontemporer,” tambahnya.
Melalui inisiatif seperti ini, Fakultas Humaniora UIN Maliki Malang memperkuat komitmennya untuk menghadirkan atmosfer akademik yang dinamis, mendorong mahasiswa menggali dan memperkaya studi sastra Arab sebagai kontribusi signifikan bagi dunia keilmuan dan kebudayaan (as/dnv).













