Beranda

Awan Lenticularis Muncul di Gunung Penanggungan, Benarkah Tanda Bencana?

Awan Lenticularis Muncul di Gunung Penanggungan, Benarkah Tanda Bencana?
Fenomena alam berupa awan lenticularis di atas Gunung Penanggungan pada Rabu (8/1/2025) siang hingga sore hari. (@updatemojokerto)

INDONESIAONLINE  –  Muncul fenomena unik bernama awan lenticularis di kawasan Gunung Penanggungan, Mojokerto,pada Rabu (8/1/2025) siang hingga sore hari. Awan berbentuk lensa ini ramai dibicarakan di media sosial karena bentuknya yang menyerupai UFO.

Tak sedikit warganet yang berspekulasi dan mengaitkan fenomena ini dengan tanda-tanda alam tertentu. Namun, apa sebenarnya awan lenticularis, dan apa makna di balik kemunculannya?

Menurut keterangan resmi dari BMKG Juanda, awan lenticularis adalah awan berbentuk lensa atau cakram yang terbentuk ketika udara lembab dan stabil dipaksa naik oleh angin yang bertemu dengan halangan, seperti pegunungan. Proses ini menciptakan gelombang udara di sisi bawah angin gunung yang kemudian mengembun dan membentuk awan.

“Fenomena ini tidak terkait dengan tanda-tanda bencana ya. Namun, turbulensi yang terjadi di sekitar awan ini membuatnya dihindari dalam dunia penerbangan,” jelas BMKG Juanda melalui akun Instagram resminya.

Sementara itu, dilansir laman whatsthiscloud, awan lenticularis sering disebut juga sebagai awan orografis karena terbentuk di sekitar pegunungan. Dalam komunitas cuaca, awan ini kerap dijuluki “lennies.”

Awan lenticularis dapat muncul dalam tiga jenis utama yang diklasifikasikan berdasarkan ketinggiannya:
• Cirrocumulus Lenticularis (Cc len)
Awan ini berada di dataran tinggi dan memiliki bentuk kecil yang berlapis-lapis. Cirrocumulus lenticularis jarang terlihat karena terbentuk pada ketinggian yang sangat tinggi.

Altocumulus Lenticularis (Ac len)
Jenis ini adalah yang paling umum dan sering terlihat menyerupai UFO. Altocumulus lenticularis biasanya terbentuk di ketinggian menengah dan menjadi daya tarik utama dalam fenomena ini.

Stratocumulus Lenticularis (Sc len)
Awan ini berada lebih dekat ke tanah dan memiliki bentuk yang lebih halus, bergaris, dan tidak terlalu menyerupai UFO seperti altocumulus lenticularis.

Masih dilansir whatsthiscloud, fenomena awan Lenticularis terjadi ketika aliran udara normal di atmosfer terganggu oleh halangan seperti pegunungan. Pegunungan memaksa udara naik, menciptakan gelombang udara. Ketika udara ini naik dan bertemu lapisan udara lembap, kondensasi terjadi dan membentuk awan lenticularis.

Di sisi bawah angin, udara yang turun kembali menciptakan turbulensi. Oleh karena itu, pilot pesawat sangat menghindari area ini karena dapat menyebabkan perjalanan menjadi bergelombang dan tidak nyaman.

Exit mobile version