INDONESIAONLINE – Posisi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) kini berada di bawah sorotan tajam. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa melayangkan peringatan keras bahwa wewenang pemeriksaan kepabeanan instansi tersebut bisa dicabut dan dialihkan ke pihak swasta jika tidak terjadi perbaikan kinerja yang signifikan dalam kurun waktu satu tahun.
Opsi pengalihan tugas ini bukan hal baru. Purbaya menyebut pemerintah tidak segan untuk kembali menunjuk Société Générale de Surveillance (SGS), perusahaan surveyor yang berbasis di Swiss, untuk mengambil alih fungsi pemeriksaan barang masuk. Skenario serupa pernah diterapkan pemerintah Indonesia pada masa Orde Baru untuk mengatasi masalah di pelabuhan.
Dalam keterangannya di kompleks parlemen, Jakarta, Kamis lalu, Purbaya mengungkapkan bahwa dirinya telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo Subianto terkait tenggat waktu reformasi birokrasi ini.
”Saya sudah sampaikan permohonan kepada presiden agar diberikan waktu satu tahun tanpa intervensi. Biarkan saya fokus membenahi Bea Cukai karena situasi ancamannya sudah sangat serius,” ujar Purbaya.
Menurut mantan ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) tersebut, kepuasan masyarakat terhadap Bea Cukai menjadi tolak ukur utama. Jika publik masih merasa tidak puas dan kinerja internal stagnan, maka pembekuan instansi menjadi konsekuensi logis.
Nasib 16.000 Pegawai
Purbaya juga menyoroti risiko besar yang dihadapi sumber daya manusia di tubuh DJBC. Kegagalan dalam melakukan transformasi ini dapat berujung pada pemutusan hubungan kerja bagi belasan ribu staf.
”Saya tegaskan kepada jajaran, kegagalan perbaikan berarti 16.000 pegawai Bea Cukai terancam dirumahkan. Padahal, SDM di sana memiliki kapasitas intelektual yang baik dan siap untuk melakukan perubahan,” ujarnya.
Terkait strategi pembenahan, Kemenkeu kini mengandalkan integrasi teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) di pos-pos pelayanan. Teknologi ini difungsikan untuk meminimalisasi celah kecurangan, seperti manipulasi nilai faktur (under-invoicing), serta mempercepat arus layanan.
”Penerapan AI di stasiun-stasiun Bea Cukai sudah berjalan dan progresnya cukup positif. Kami optimistis tahun depan operasional akan jauh lebih profesional dan aman,” tutup Purbaya. (rds/hel)












