INDONESIAONLINE –  Lembaga Pusat Kajian Zakat dan Wakaf El-Zawa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang  menggelar santunan kepada anak yatim piatu dan kaum duafa, Kamis (5/4/2023).

Ketua El Zawa UIN Maliki Malang Dr Hj Sulalah MPd menjelaskan, kegiatan sosial ini menjadi kegiatan rutin yang digelar setiap bulan Ramadan. Kegiatan ini menjadi wujud kepedulian El Zawa dan Baznas untuk setidaknya memberikan kebahagiaan kepada kaum duafa maupun anak yatim.

“Ini bentuk kepedulian El Zawa dan Baznas untuk membantu para duafa dan yatim piatu di sekirat kampus ini,” ungkapnya.

Kegiatan yang dihadiri oleh Rektor UIN Maliki Malang Prof Dr HM. Zainuddin MA dan Rais Syuriah PCNU Kota Malang KH Chamzawi ini memberikan santunan terhadap 70 orang yang terdiri dari kaum dhuafa maupun anak yatim.  “Semoga kegiatan ini bisa mebawa keberkahan dan manfaat bagi kita semua,” ungkapnya.

Baca Juga  Apresiasi Reviewer Diktis Kemenag, Wakil Rektor UIN Malang: Luar Biasa Bang Thoyyib dan Mbak Thoyyibah

Rektor UIN Maliki Malang Prof Dr Zainuddin MA turut menyampaikan sedikit pesan kepada para kaum duafa maupun para anak yatim untuk dapat melaksanakan ibadah puasa dengan sebaik-baiknya. Dalam kesempatan itu, rektor yang akrab disapa Prof Zain itu menyampaikan agar mereka dapat belajar menahan nafsu dari segala macam bentuk penyakit hati.  Sebab, berpuasa tidak hanya menahan lapar, namun juga harus dapat menahan hawa nafsu.

“Orang puasa itu tidak hanya belajar menahan hawa nafsu secara fisik saja, akan tetapi juga secara rohani,” tegas Prof Zain.

Lebih lanjut dijelaskan,  terdapat sebuah hadis berbunyi  “sumu tasihhu” yang artinya “berpuasalah maka kamu akan sehat”.  Maksud dari hadis tersebut, menurut Prof Zain, bahwa puasa yang dilakukan haruslah dilakukan dengan benar.

“Dilaksanakan dengan benar, baik secara dohir maupun batin. Kesehatan itu bergantung pada hati yang sehat,” ungkapnya.

Baca Juga  Rektor UIN Maliki Malang Wisuda 142 Mahasiswa Penghafal Al Quran

Prof Zain juga mengatakan puasa memiliki bermacam kenikmatan. Di antaranya adalah menyegerakan berbuka dan diharamkan jasadnya dari api neraka. Karena itu, berpuasa tentunya harus didasarkan ibadah dan bukan karena didasarkan kemeriahan atau pun banyak takjil dan makanan gratisan di masjid.

“Jadi jangan seneng berpuasa hanya karena banyak takjil dan makanan gratisan di masjid-masjid,” katanya dalam ceramah yang diselingi dengan guyonan.

Dan memasuki puasa pada hari ke-15 ini, Prof Zain berharap para anak yatim dapat memanfaatkan waktunya dengan sebaik mungkin, baik untuk ibadah maupun untuk belajar dengan rajin sehingga dapat menggapai cita-cita yang diimpikannya.

“Mudah-mudahan kita semua selalu mendapatkan rahmat dan maghfiroh Allah SWT. Belajar yang rajin dan serius. Insya Allah cita-cita itu akan terkabulkan. Jangan lupa juga ibunya harus turut mendokan putra-putrinya,” pungkasnya. (as/hel)