INDONESIAONLINE – Sebuah video pelecehan seksual yang mengerikan viral di media sosial. Video tersebut, memperlihatkan dua wanita yang dipaksa berjalan telanjang di tengah kerumunan pria di negara bagian Manipur, India timur laut.

Video mengerikan kedua wanita itu dibagikan secara luas di media sosial pada Kamis (20/7/2023) kemarin. Video itu menunjukkan mereka diseret dan diraba-raba oleh segerombolan pria yang kemudian mendorong mereka ke lapangan.

Polisi mengatakan penyerangan terhadap wanita itu terjadi pada 4 Mei 2023, tetapi menjadi berita utama nasional pada Kamis kemarin. Pemerintah federal telah meminta semua perusahaan media sosial untuk menghapus video tersebut dari platform mereka.

Polisi mengatakan, kekerasan seksual itu terjadi akibat bentrokan antara anggota mayoritas Suku Meitei dan komunitas Suku Kuki telah mengakibatkan segregasi total mereka. Sedikitnya 130 orang tewas dan 60.000 orang mengungsi.

Kedua wanita tersebut, yang merupakan anggota Suku Kuki, diserang oleh pria dari kelompok Meitei. Polisi mengatakan mereka telah membuka kasus pemerkosaan masal dan menangkap seorang pria. Pelaku lainnya akan segera ditahan.

Forum Pemimpin Suku Adat (ITLF) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kekejaman telah dilakukan di sebuah desa di distrik Kangpokpi terhadap perempuan dari komunitas Suku Kuki-Zo. Badan itu juga menuduh bahwa para wanita telah diperkosa beramai-ramai.

Baca Juga  Polres Blitar Amankan 3 Pelaku Pemerkosaan Gadis 12 Tahun

“Perkosaan beramai-ramai terhadap perempuan terjadi setelah desa dibakar dan dua laki-laki – satu paruh baya dan satu remaja – dipukuli sampai mati oleh massa,” kata ITLF.

Tetapi pengaduan polisi yang diajukan oleh kerabat salah satu wanita mengatakan hanya satu dari mereka yang diperkosa beramai-ramai. Ditambahkan bahwa wanita ketiga telah dipaksa untuk menelanjangi dirinya sendiri tetapi dia tidak terlihat dalam video tersebut.

Video itu lantas memicu kemarahan dan mendorong Perdana Menteri India Narendra Modi untuk angkat suara atas konflik yang telah berlangsung berbulan-bulan di negara itu.

Modi mengatakan insiden itu telah mempermalukan India dan tidak ada kesalahan yang akan bebas dari hukum. “Saya meyakinkan bangsa, hukum akan mengambil jalannya dengan sekuat tenaga. Apa yang terjadi dengan putri-putri Manipur tidak akan pernah bisa dimaafkan,” katanya, akhirnya memecah kebungkaman di Manipur lebih dari dua bulan setelah kekerasan meletus seperti dikutip dari BBC, Jumat (21/7/2023).

Baca Juga  Korban Jiwa Gempa Jepang Tembus 24 Orang

Ketua Mahkamah Agung India DY Chandrachud juga menyatakan keprihatinannya atas penyerangan tersebut. Dia mengatakan bahwa badan yang dipimpinnya sangat terganggu dengan video tersebut.

Mahkamah Agung memberi tahu pemerintah untuk memberi tahu pengadilan tentang langkah-langkah yang diambil terhadap terdakwa “Kami akan mengambil tindakan jika Anda tidak melakukannya ” ujarnya.

Sebagai informasi, dalam beberapa bulan terakhir Manipur bergulat dengan kekerasan. Bentrokan pecah di ibu kota negara bagian Imphal pada 3 Mei 2023 lalu, setelah ribuan pelajar, yang merupakan sebagian besar dari Suku Kuki mengambil bagian dalam unjuk rasa untuk menentang mayoritas komunitas etnis Meitei, yang mengajukan petisi untuk status suku khusus.

Status kesukuan akan memungkinkan Meitei untuk membeli tanah dan memberikan lebih banyak kesempatan untuk pekerjaan pemerintah.

Lebih dari 100 orang tewas dan puluhan ribu lainnya mengungsi sejak saat itu. Insiden lainnya terjadi pada 4 Mei 2023, setelah desa perempuan dibakar dan dua laki-laki dipukuli hingga tewas. (mut/hel)