INDONESIAONLINE – Bakal ada yang beda di Kayutangan Heritage, Kota Malang. Itu karena  Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat berencana membuat pertunjukan seni tematik di Kayutangan Heritage.

Pertunjukan seni tematik itu sebagai tindak lanjut penertiban area trotoar di kawasan Kayutangan Heritage yang selama ini banyak digunakan untuk live performance oleh para seniman dan musisi jalanan.

Wahyu mengatakan, pertunjukan seni tematik tersebut akan dijadwal. Baik penjadwalan dari jenis musiknya maupun jenis kesenian yang bisa digunakan untuk live performance.

“Seperti seni tematik, misalnya Senin rock, kemudian hari selanjutnya dangdut kemudian keroncong dan segala macam,” jelas Wahyu.

Dalam hal ini, Wahyu mengatakan akan mengoptimalkan peran organisasi perangkat daerah (OPD) yang sesuai dengan bidangnya. Yakni Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang.

Baca Juga  Ada Pembakaran Bendera, Ini Langkah Pengurus PDIP Kota Malang

“Karena dinas pendidikan dan kebudayaan membawai kesenian sehingga di sini bisa dimanfaatkan,” imbuh Wahyu.

Sementara, Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) diharapkan juga bisa mengambil peran dalam rencana penataan tersebut. Yakni untuk melakukan penataan titik-titik yang bisa digunakan untuk pertunjukan.

“Ada paket-paket nanti. Hari Senin ada pertunjukan ini. Jadi, kita bisa arahkan ke sini,” terang Wahyu.

Hal tersebut dimaksudkan agar para pelaku seni ataupun musisi tidak menggelar pertunjukan di trotoar. Sebab, hal itu dinilai dapat mengganggu aktivitas pedestrian di kawasan Kayutangan Heritage.

Wahyu mengatakan, dalam rencana tersebut, dirinya juga memberi kesempatan bagi para pengusaha kafe di Kayutangan Heritage untuk memberikan ruang bagi seniman dalam menggelar pertunjukan.

Baca Juga  Kota Malang Krisis Lahan Makam, DLH: Tahun Ini Perencanaan TPU Baru

“Intinya tidak di trotoar. Kalau di dalam, silakan. Di ruang privat. Kerja sama dengan kafe misalnya. Dan ini akhirnya benar, masyarakat bisa nikmati, pedestrian bisa difungsikan untuk jalan-jalan di sana,” terangnya.

Menurut Wahyu, hal tersebut juga mendapat sambutan baik dari kelompok sadar wisata (pokdarwis) di sekitar Kayutangan Heritage. Sebab, secara tidak langsung juga turut membawa wisatawan masuk ke kampung wisata Kayutangan Heritage.

“Dan orang yang datang itu tidak tahu sebetulnya kalau di dalam (kampung) lebih bagus lagi. Kolonialnya, kafenya di dalam juga lebih bagus karena sentuhan kolonial masih banyak di situ,” pungkas Wahyu. (rw/hel)