Beranda

BPS Laporkan 7,28 Juta Penganggur, Menaker Klaim Justru Turun

BPS Laporkan 7,28 Juta Penganggur, Menaker Klaim Justru Turun
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli bantah adanya enaikan angka pengangguran di Indonesia (Ist)

INDONESIAONLINE – Data ketenagakerjaan terbaru yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada Senin, 5 Mei 2025, memicu perbedaan penafsiran di tingkat pejabat pemerintah. Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli secara tegas membantah adanya kenaikan angka pengangguran di Indonesia.

Ia justru mengklaim bahwa jumlah penganggur mengalami penurunan, merujuk pada persentase Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang dilaporkan BPS.

“Setahu saya, pengangguran turun. Turun dari 4,91 (Agustus 2024) ke 4,76 (Februari 2025),” ujar Menaker Yassierli saat dikonfirmasi pada Selasa (6/5/2025).

Ia menekankan pentingnya melihat data pengangguran dari sisi persentase TPT, yang menurutnya lebih valid dalam menggambarkan kondisi pasar kerja.

Namun, rilis resmi BPS per Februari 2025 memaparkan gambaran yang lebih rinci. Dilansir dari laman BPS, TPT Nasional per Februari 2025 memang tercatat sebesar 4,76 persen. Angka persentase ini sedikit lebih rendah dibandingkan TPT Februari 2024 yang sebesar 4,82 persen, dan juga menurun signifikan dari TPT Agustus 2024 yang mencapai 4,91 persen—perbandingan yang digunakan oleh Menaker Yassierli.

Meskipun secara persentase TPT cenderung stabil atau sedikit menurun, Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, dalam konferensi pers pada Senin (5/5/2025) membeberkan data jumlah absolut penganggur.

Menurut BPS, jumlah pengangguran di Indonesia per Februari 2025 mencapai 7,28 juta orang. Angka ini menunjukkan peningkatan sebanyak 83.450 orang atau sekitar 1,11 persen dibandingkan jumlah penganggur pada periode yang sama tahun sebelumnya, yakni Februari 2024.

Jumlah 7,28 juta penganggur ini merupakan 4,76 persen dari total angkatan kerja Indonesia per Februari 2025 yang mencapai 153,05 juta orang. Amalia menjelaskan, peningkatan jumlah angkatan kerja sebanyak 3,67 juta orang dibanding tahun sebelumnya ikut berkontribusi pada dinamika pasar kerja.

Angkatan kerja baru ini mayoritas berasal dari lulusan sekolah atau kampus yang siap memasuki dunia kerja, bahkan termasuk ibu rumah tangga yang memutuskan untuk kembali bekerja.

Dengan demikian, data BPS menunjukkan dua sisi mata uang: persentase pengangguran (TPT) relatif stabil atau sedikit menurun jika dibandingkan dengan periode sebelumnya, namun jumlah orang yang menganggur secara absolut justru mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.

Perbedaan penekanan pada data persentase TPT versus data jumlah absolut penganggur inilah yang tampaknya menjadi pangkal perbedaan interpretasi antara Menaker dan sorotan publik terhadap angka 7,28 juta penganggur yang dirilis BPS.

Exit mobile version