INDONESIAONLINE – Bupati Malang Sanusi mengeluarkan ultimatum keras kepada kepala sekolah SDN dan SMPN di wilayahnya terkait pungutan biaya pendidikan terhadap anak yatim piatu dan anak tidak mampu.

Sanusi menegaskan, jika masih ada kepala sekolah yang melakukan pelanggaran, dia akan langsung diberhentikan.

“Kalau masih ada kepala sekolah yang masih memaksa anak yatim untuk ditarik (bantuan pendidikan), suruh minta ke bupati, nanti bupati yang bayari. Itu saya pastikan, saya bayar itu. Tapi dia hanya terima bantuan satu kali itu saja, besoknya sudah saya berhentikan dari kepala sekolah, kalau terjadi begitu,” tegas Sanusi, Kamis (11/4/2024).

Sanusi menegaskan, larangan pungutan biaya pendidikan bagi anak yatim dan anak tidak mampu telah tertuang dalam Peraturan Bupati Malang tentang Pendanaan Pendidikan yang bersumber dari masyarakat pada satuan pendidikan dasar SD dan SMP.

Baca Juga  Pernikahan Anak di Kabupaten Malang Masih Tinggi meski Angka Terus Menurun

Itu sudah ada peraturan bupati yang akan mengatur larangan menarik bantuan pendidikan terhadap anak yatim dan anak tidak mampu di SDN dan di SMPN,” ujar Sanusi.

Dia menegaskan, semua anak yatim piatu dan anak tidak mampu di SDN dan SMPN di Kabupaten Malang harus dibebaskan dari segala bentuk pungutan apapun.

“Jadi anak yatim dan anak tidak mampu harus dibebaskan dari segala bentuk pungutan di SDN dan SMPN,” imbuh Sanusi.

Ultimatum ini dikeluarkan Sanusi setelah sebelumnya dia menerima laporan terkait adanya pungutan biaya pendidikan terhadap anak yatim piatu di salah satu SMPN di Kecamatan Kepanjen pada tahun 2023.

“Itu terjadi di salah satu SMPN di Kepanjen, di suruh bayar tiap bulan Rp 165 ribu. Sudah bayar hampir Rp 1 juta, saya ganti,” kata Sanusi.

Baca Juga  Ngeri, Wajah Siswa MI Disayat Pisau Cutter

Sanusi menegaskan, kebijakan ini diambilnya untuk menciptakan iklim yang sehat di dalam dunia pendidikan di Kabupaten Malang. Dia ingin agar semua anak, tanpa terkecuali, mendapatkan kesempatan yang sama untuk menempuh pendidikan.

“Ini agar anak-anak tidak mampu dan anak yatim mendapatkan kesempatan sama untuk pendidikan. Ini perlu saya sampaikan, supaya nanti anak-anak kita menjadi baik,” pungkas Sanusi (ta/dnv).