Beranda

Cahaya LENTERA dari Malang: Saat Inovasi Lokal Memicu Revolusi Senyap Birokrasi Lintas Daerah

Cahaya LENTERA dari Malang: Saat Inovasi Lokal Memicu Revolusi Senyap Birokrasi Lintas Daerah
Kementerian Agama (Kemenag) Kota Malang luncurkan aplikasi Lentera (jtn/io)

Sebuah aplikasi sederhana dari Malang, LENTERA, kini menjadi mercusuar yang memandu reformasi birokrasi. Kisah replikasi oleh Kemenag Ngawi bukan sekadar transfer teknologi, melainkan penularan “virus” akuntabilitas yang berawal dari inisiatif lokal.

INDONESIAONLINE – Di tengah hiruk pikuk tuntutan reformasi birokrasi nasional, sebuah revolusi senyap justru lahir dari sebuah kantor kementerian di daerah. Adalah LENTERA, aplikasi pelaporan kinerja Aparatur Sipil Negara (ASN) besutan Kementerian Agama (Kemenag) Kota Malang, yang cahayanya kini mulai menerangi instansi lain, melintasi batas-batas teritorial.

Inovasi yang dirancang untuk mengonkretkan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) ini resmi menarik minat serius Kemenag Kabupaten Ngawi. Ini bukan sekadar studi banding biasa. Ini adalah sebuah langkah strategis untuk mengadopsi DNA transparansi yang telah terbukti berhasil di Kota Malang.

Langkah tersebut ditandai dengan kehadiran langsung Kepala Kemenag Kabupaten Ngawi, Moh. Ersat, di Kota Malang baru-baru ini. Kunjungan ini merupakan puncak dari keseriusan institusional yang sebelumnya telah dituangkan dalam surat resmi permohonan replikasi pada Juni 2024 lalu.

“Kami melihat LENTERA bukan hanya aplikasi, tetapi sebuah budaya kerja baru. Ini menjawab kebutuhan zaman,” ungkap Moh. Ersat dengan nada apresiatif.

“Kami ingin mengadopsi praktik baik ini agar pelaporan kinerja di Ngawi menjadi lebih terstruktur, terukur, dan yang terpenting, berorientasi pada hasil,” lanjutnya.

Bukan Sekadar Aplikasi: DNA Reformasi dalam Kode LENTERA

Apa yang membuat LENTERA begitu istimewa hingga layak “diimpor” oleh daerah lain? Di permukaan, LENTERA adalah sistem pelaporan kinerja digital. Namun, jika dibedah lebih dalam, ia adalah antitesis dari birokrasi lawas yang rumit dan berbasis tumpukan kertas. LENTERA mengubah paradigma pelaporan dari sekadar pemenuhan kewajiban administratif menjadi alat ukur kinerja yang nyata dan transparan.

Bagi ASN, aplikasi ini memaksa pergeseran dari sekadar “yang penting kerja” menjadi “apa hasil kerjanya?”. Setiap kegiatan terdokumentasi, setiap target terukur, dan setiap pencapaian terekam secara digital. Inilah yang disebut Moh. Ersat sebagai solusi nyata untuk menjawab tantangan efisiensi dan transparansi.

LENTERA adalah manifestasi digital dari reformasi birokrasi yang sesungguhnya: mengubah proses menjadi hasil.

Mendapati “anak rohaninya” dilirik dan dipercaya, Kepala Kemenag Kota Malang, Dr. H. Achmad Shampton, M.Ag., atau yang akrab disapa Gus Shampton, tak bisa menyembunyikan kebanggaannya. Namun, baginya, ini bukan sekadar tentang popularitas inovasi, melainkan tentang dampak yang lebih luas.

“Kami sangat bangga inovasi dari Kota Malang bisa menjadi inspirasi dan diadopsi. Ini adalah bukti nyata bahwa inovasi tidak harus selalu datang dari pusat,” tutur Gus Shampton. “Ini adalah kemenangan semangat kolaborasi. Inovasi tidak boleh berhenti di laci penemunya, ia harus dibagikan agar manfaatnya meluas.”

Kemenag Kota Malang tidak hanya memberikan “lampunya”, tetapi juga siap memandu cara menyalakannya. Gus Shampton menegaskan komitmennya untuk memberikan pendampingan penuh, mulai dari instalasi teknis, lokakarya penggunaan, hingga transfer pengetahuan tentang tata kelola data kinerja yang efektif.

Efek Domino Positif: Menuju Standar Baru Akuntabilitas

Pertemuan antara pimpinan Kemenag Malang dan Ngawi ini bukan sekadar seremoni. Keduanya telah menyepakati peta jalan yang konkret: lokakarya teknis akan segera digelar, calon pengguna di Ngawi akan dibekali pelatihan intensif, dan proses migrasi data akan didampingi secara penuh.

Fenomena replikasi LENTERA ini menjadi preseden penting. Ia menunjukkan bahwa praktik baik (best practice) yang lahir dari kebutuhan riil di satu satuan kerja daerah memiliki potensi besar untuk menjadi solusi nasional.

Dengan semakin banyaknya instansi yang melirik, LENTERA perlahan mengukuhkan posisinya, bukan lagi sebagai aplikasi lokal, melainkan sebagai model penguatan SAKIP dan reformasi birokrasi yang teruji. Cahaya kecil dari Malang itu kini siap menyebar, menularkan virus positif perubahan, satu instansi ke instansi lainnya (as/dnv).

Exit mobile version