INDONESIAONLINE  – Bal’am bin Ba’ura namanya. Dia seorang ulama dari kalangan Bani Israil yang hidup di zaman Nabi Musa as.

Bal’am dikaruniai ilmu yang luas , termasuk mengenal  nama-nama Allah SWT yang mulia (asmaul  al a’dzhom) dan berbagai kelebihan lainnya, hingga setiap doanya selalu dikabulkan Allah SWT.

Namun, kelebihan ini justru ia gunakan dengan cara yang salah.  Bal’am justru menggunakan kelebihannya ini untuk membela kaum zalim.

Dilansir dari akun Tiktok @jazirah ilmu, pada suatu hari, ketika Nabi Musa beserta kaumnya datang di perkampungan Bani Kan’an di wilayah Syam, ada orang-orang dari Bani Kan’an datang ke Bal’am.

“Wahai Bal’am, Musa bersama Bani Israil telah datang. Sepertinya mereka mau mengusir kita dan kemudian merebut wilayah perkampungan ini. Ini bahaya. Kita bisa terbunuh dan kehilangan tempat tinggal,” ucap kaum Bani Kan’an kepada Bal’am.

“Sesungguhnya Musa adalah orang yang keras seperti besi dan punya pasukan yang banyak. Seandainya dia bisa menaklukkan kota ini, niscaya kita semua akan dibunuh olehnya. Wahai Bal’am, engkau tahu kami adalah kaummu dan engkau adalah orang yang selalu dikabulkan doanya. Keluarlah dan berdoa kepada Allah supaya menimpakan musibah kepada Musa dan pasukannya itu dan supaya mereka tidak merebut wilayah ini,” sambungnya.

Lalu Bal’am menjawab, “Celakalah kalian. Musa adalah nabi Allah dan nabi Allah itu selalu dilindungi malaikat dan kaum mukminin. Bagaimana bisa aku mendoakan kejelekan kepada mereka, padahal aku mengetahui ilmunya dari Allah.”

Mereka berkata: “Wahai Bal’am, tolonglah kami. Jika tidak, kami ini nantinya mau tinggal di mana.”

Kemudian Bal’am pergi meninggalkan mereka tanpa berkata apa-apa.

Di dalam hati, Bal’am berkata: “kalau seandainya saja aku sampai berdoa kepada Allah untuk meminta agar Allah memukul mundur Musa dan pasukannya, akan sirna dunia dan akhiratku.”

Ternyata beberapa hari ke depan, kaum itu selalu membujuk Bal’am. Jadi, setiap bertemu Bal’am, mereka selalu mengimbangi dengan kata-kata yang sedih.

Tapi Bal’am tetap pada pendiriannya. Dia tidak mau berdoa keburukan untuk Musa dan pasukannya.

Karena merasa gagal merayu Bal’am, akhirnya pada suatu hari mereka mendatangi istri Bal’am. Mereka memberi istrinya hadiah dengan syarat membujuk Bal’am untuk mendoakan keburukan kepada Musa dan pasukannya. Dan bodohnya, istrinya malah mau. Dia langsung menerima hadiah itu dan segera membujuk Bal’am.

Baca Juga  Nabi yang Terbanyak Disebut Namanya dalam Alquran

Awalnya Bal’am menolak bujukan istrinya. Tapi lama-kelamaan iman  Bal’am mulai goyah. Ia pun akan beristikharah untuk mengambil keputusan ini.

Pada malam harinya, Bal’am diberi isyarat oleh Allah dalam mimpi untuk melarang mendoakan keburukan kepada Musa dan pasukannya.

Lalu keesokan harinya, Bal’am menceritakan larangan tersebut kepada istrinya. Namun justru istrinya malah berkata: “Coba engkau tanya lagi kepada Rob-mu”.

Bal’am lalu kembali melakukan istikharah. Tapi kali ini tak ada jawaban dari istikharahnya itu.

Istrinya pun kembali merayunya: “Wahai suamiku, seandainya Allah ingin melarangmu, niscaya Allah akan menampakkannya.”

Terus-menerus istrinya ini memprovokasi Bal’am. Akhirnya, Bal’am pun mau menerima tawaran  kaumnya itu.

Pada suatu hari, dia ingin pergi ke Gunung Husban. Dia ingin melihat Musa dan pasukan Bani Israil dari atas sana. Ia lalu menaiki keledai betinanya untuk sampai di atas Gunung Husban itu. Tetapi, belum lama dia menunggangi keledainya itu, entah kenapa keledai itu berhenti serta menekuk lututnya dan menempelkan lututnya itu ke tanah.

Bal’am turun dari keledainya dan memukuli keledainya tersebut sampai keledai itu berdiri lagi.

Belum  berjalan, keledai itu kembali melakukan hal yang sama. Keledai itu menempelkan lagi lututnya ke tanah. Bal’am turun lagi dan memukuli keledainya sampai berdiri lagi. Hal ini bahkan terjadi sampai tiga kali.

Kemudian Allah SWT menjadikan keledai itu bisa berbicara. Keledai itu berkata kepada Bal’am.

“Kasihan engkau Bal’am. Mau ke mana engkau ini. Lihatlah di depan kita ada para malaikat yang menghalauku. Apakah engkau hendak mendoakan keburukan untuk nabi Allah?”

Bukannya berpikir, malahan Bal’am tidak peduli dan tetap memukuli keledai itu sampai dipaksanya berdiri.

Allah pun melepaskan keledai tersebut untuk melanjutkan perjalanan. Keledai dan Bal’am berjalan hingga sampai di Gunung Husban. Dari atas sana, terlihat Nabi Musa dan kaum mukminin.

Segera saja saat itu Bal’am berdoa keburukan untuk Musa dan kaum Bani Israil. Tapi saat itu Allah SWT menggerakkan mulut Balam malahan mendoakan kebaikan untuk Musa serta kaumnya dan mendoakan keburukan untuk kaumnya.

Setelah pulang, ia diprotes oleh kaumnya. Mereka berkata kepada Bal’am. “Tahukah apa yang kau lakukan? Engkau malah mendoakan kebaikan untuk mereka dan mendoakan keburukan untuk kami,” protes kaumnya.

Baca Juga  9 Tradisi Iduladha di Berbagai Negara, Ada yang Memandikan hingga Merias Hewan Kurban

Lalu Bal’am menjawab, “Semua itu di luar kendaliku. Allah yang menjadikannya demikian.”

Lalu dikisahkan, tiba-tiba saat itu lidah Bal’am keluar menjulur sampai dadanya. Dan wajah Bal’am pun menyerupai anjing.

Saat itu ia berkata: “Sekarang dunia dan akhirat ku telah hilang.”

Namun setelah diberi azab itu oleh Allah, Bal’am bukannya bertaubat. Justru ia makin menjadi-jadi.

Saat itu Bal’am memiliki ide untuk mencelakakan Musa dan pengikutnya. Ia berkata kepada kaumnya: “Dandanilah wanita-wanita cantik di negeri ini, kemudian beri mereka barang dagangan lalu kirimkanlah mereka ke pasukan Bani Israil untuk berdagang di sana. Berpesanlah kepada wanita-wanita itu jangan ada satu wanita pun yang menolak laki-laki jika menginginkannya. Kalau seorang saja dari pasukan Bani Israil berzina, maka itu petaka bagi mereka semua.”

Lalu kaumnya pun menuruti rencana Bal’am tersebut. Dikirimlah wanita-wanita itu kepada pengikut Nabi Musa. Nah para pengikut Nabi Musa ini terperangah melihat begitu cantiknya wanita-wanita dari Negeri Kan’an.

ada seorang laki-laki Bani Israil yang membawa wanita itu. Kemudian diajaknya bertemu Nabi Musa. Lalu laki-laki ini berkata kepada Nabi Musa.:”Wahai Nabi, haramkah jika aku berzina dengan wanita ini?”

Nabi Musa menjawab: “Tentu, dia memang haram untukmu. Janganlah engkau mendekatinya.”

Laki-laki itu berkata: “Demi Allah, untuk hal ini kami tidak akan mentaatimu.” Kemudian orang itu pun menzinai wanita tersebut.

Nah karena terjadi satu perzinahan  maka benarlah apa yang dikatakan Bal’am. Pada saat itu, Allah SWT menurunkan wabah penyakit kepada pengikut Nabi Musa. Wabah penyakit itu bahkan sampai menewaskan 70.000 orang.

Pendapat lain mengatakan jumlah pengikut Musa yang mati 20.000 orang. Mereka mati dalam waktu yang singkat di siang itu.

Lalu ada orang yang terkenal saleh dari pengikut Musa. Orang ini langsung pergi menemui kedua orang yang berzina itu, lalu membunuh keduanya. Setelah keduanya dibunuh, dia mengangkat jasad keduanya ke atas lalu berseru “Ya Allah inilah yang kami perbuat kepada orang yang memaksiati dirimu”.

Dan seketika, wabah penyakit itu pun hilang dari Bani Israil. (mut/hel)