INDONESIAONLINE – Demam berdarah dengue (DBD) di Jawa Timur mencapai 3.638 kasus dalam update per minggu ketiga Februari 2024.

Merespons lonjakan kasus DBD tersebut, dokter spesialis anak dr Citra SpA meminta agar para orang waspada dan mengenali gejala penyakit tersebut.

Menurut dr. Citra, mulai masuk musim pancaroba, cuaca ekstrem terjadi hingga bisa menyebabkan banjir. Akhirnya munculah nyamuk yang cukup banyak, yang juga dibarengi dengan penyakit demam berdarah.

“Hati2 yah moms semua. Stay safe. Vaksinnya sudah ada buat anak usia 6 tahun ke atas yah. Suntiknya 2x jarak 3 bulan,” kata dr Citra, dilansir dari akun Instagram pribadinya, dikutip Minggu (24/3).

Lantas bagaimana cara mengenali gejala DBD?  Citra menjelaskan ada beberapa gejala darurat yang apabila ditemukan pada anak, sebaiknya segera dibawa ke dokter. Gejala-gejalanya adalah sebagai berikut:

1. Demam berlangsung lebih dari 3 hari, tidak turun setelah pemberian obat penurun panas.

Baca Juga  BPJS Kesehatan Cabang Malang Gunakan MCS, Wujud Komitmen Dekatkan Layanan ke Masyarakat

2. Demam disertai bintik-bintik merah di kulit yang tidak hilang dengan penekanan.

3. Anak cenderung tidur dan sulit dibangunkan.

4. Terdapat penderita DBD di sekitar tempat tinggal atau sekolah.

5. Demam disertai perdarahan spontan dari mulut, hidung atau tempat lain yang tidak biasa.

6. Demam bisa disertai muntah-muntah, sakit perut hebat, BAK (buang air kecil) yang berkurang atau tidak ada dalam 4-6 jam terakhir.

7. Demam yang disertai penurunan kadar trombosit dan leukosit, serta peningkatan hematokrit.

8. Ujung-ujung jari terasa dingin saat bebas demam (kemungkinan anak alami renjatan).

Demikian 8 gejala yang menurut Citra harus segera dibawa ke dokter, apabila ditemukan pada kondisi anak.

Selain itu, Citra juga mengungkap alasan mengapa DBD lebih banyak menyerang anak-anak. Menurut dia, respons imun anak terhadap infeksi virus dengue belum sempurna sehingga lebih mudah terinfeksi.  “Dan (anak juga) mengalami kerusakan dinding pembuluh darah,” ujarnya.

Baca Juga  Update Kasus Covid-19 di Singapura Pekan Ini yang Tertinggi Selama 2023 

Bahkan, kata  Citra, anak bisa terkena penyakit DBD lebih dari satu kali. “Karena virus dengue mempunyai empat sterotipe yang memberikan respon imun yang berbeda: DENV-1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4,” jelasnya.

Oleh karenanya,  Citra menilai jika seseorang dewasa maupun anak terkena penyakit DBD, maka perlu penanganan khusus dari dokter. Mengapa? Karena salah satunya, penderita DBD diperlukan pemantauan atau observasi terus-menerus, terutama pada fase kritis (hari bebas demam).

“Tujuan perawatan juga bisa menjaga volume cairan pembuluh darah yang memadai,” katanya.

“Jika anak telah mengalami renjatan, pasokan oksigen ke jaringan tubuh berkurang dan menyebabkan kerusakan organ, yang pada akhirnya penyakitnya akan lebih sulit ditangani,” pungkas Citra. (bin/hel)