INDONESIAONLINE – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang bergerak cepat menangani dua agenda strategis: persoalan krisis sampah dan persiapan menjelang penilaian Adipura.
Penanganan dua agenda strategis itu dilakukan di tengah pergantian kepemimpinan di DLH. Seperti diketahui, sejak 1 Agustus 2025, posisi kepala dinas dijabat oleh Pelaksana Harian (Plh) Gamaliel Raymond Matondang. Raymond menggantikan Noer Rahman Wijaya.
“Sebagai Plh, saya menjalankan tugas seperti kepala dinas definitif. Banya bersifat sementara sampai ditunjuk pejabat baru melalui proses mutasi,” ujar Raymond.
Ia menegaskan bahwa pengelolaan sampah menjadi prioritas utama DLH saat ini. Pasalnya, volume sampah harian di Kota Malang mencapai 700 hingga 1.000 ton, dipicu tingginya jumlah pendatang, khususnya mahasiswa dari luar daerah.
Namun, TPA Supit Urang sebagai tempat akhir pembuangan hanya mampu menampung sekitar 600 ton per hari. Kondisi ini memicu kekhawatiran akan penuh dalam waktu empat tahun ke depan.
“Jika tidak ada penanganan serius, kita akan menghadapi situasi darurat. Ini tidak bisa ditunda,” tegas Raymond.
Selain mengatasi sampah, DLH juga tengah mempersiapkan diri menghadapi penilaian Adipura yang akan dimulai dalam waktu dekat. Mulai minggu depan, DLH akan mengaktifkan tim kebersihan, memperbaiki taman-taman kota, serta melakukan perawatan intensif terhadap pepohonan di sejumlah titik strategis.
“Kami ingin memastikan Kota Malang tampil prima. Kebersihan lingkungan, keasrian taman, dan keberadaan ruang terbuka hijau menjadi indikator penting dalam penilaian,” jelas Raymond.
Langkah-langkah tersebut dinilai penting untuk menjaga citra Kota Malang sebagai kota yang bersih, hijau, dan ramah lingkungan di tingkat nasional. (has/hel)