Beranda

Efek Domino Serangan Iran: Ekonomi Israel Lumpuh

Efek Domino Serangan Iran: Ekonomi Israel Lumpuh
Ilustrasi gencatan senjata Iran-Israel yang menimbulkan gejolak keuangan di negara Israel (al arabiya)

Serangan rudal Iran memicu efek domino kehancuran ekonomi Israel. Bandara, kilang minyak, dan pasar berlian lumpuh, memperdalam krisis keuangan negara.

INDONESIAONLINE – Serangan balasan Iran tak hanya menghujani Israel dengan rudal, tetapi juga memicu efek domino yang melumpuhkan pilar-pilar utama ekonominya. Dari bandara yang senyap, kilang minyak yang berhenti beroperasi, hingga pasar berlian yang panik, guncangan ekonomi pasca-konflik 12 hari terasa di semua sektor vital.

Konsekuensi finansial dari perang ini sangat besar. Laporan dari berbagai sumber memperkirakan biaya perang bisa melampaui 12 miliar US jika berlangsung selama sebulan dengan total kerugian ekonomi menyentuh 20 miliar US.

Efek domino pertama menghantam sektor energi. Serangan Iran dilaporkan mengenai fasilitas penting di Haifa, termasuk kilang minyak terbesar Israel, Bazan. Menurut Financial Times, penutupan kilang ini menyebabkan kerugian langsung sebesar US$3 juta per hari.

Berikutnya, sektor penerbangan lumpuh. Bandara Internasional Ben Gurion, gerbang utama negara yang biasanya melayani 35.000 penumpang per hari, sempat menangguhkan seluruh operasi. Maskapai nasional El Al terpaksa membatalkan jadwal dan mengalihkan rute penerbangan, menimbulkan biaya tambahan operasional hingga US$6 juta.

Guncangan berlanjut ke jantung perdagangan. Kawasan perdagangan berlian di Tel Aviv, yang menyumbang 8% dari total ekspor Israel, turut menjadi sasaran. Menurut Israel Diamond Institute, serangan ini memicu kepanikan di Bursa Efek Tel Aviv, menyebabkan aksi jual besar-besaran dan memperburuk ketidakstabilan pasar.

Naser Abdelkarim, seorang analis keuangan, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa dampak kumulatif ini mendorong defisit anggaran negara naik 6%.

Untuk membiayai operasi militer yang menelan biaya US$725 juta per hari, pemerintah Israel kini terpaksa mempertimbangkan langkah-langkah drastis, termasuk memangkas anggaran layanan esensial seperti kesehatan dan pendidikan.

Rangkaian kelumpuhan sektoral ini, ditambah dengan anjloknya nilai tukar shekel, menunjukkan bahwa meski pertempuran militer telah mereda, perang ekonomi bagi Israel mungkin baru saja dimulai.

Exit mobile version