INDONESIAONLINE – Di tengah bayang-bayang ancaman krisis pangan global dan tantangan logistik internasional, Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Pasuruan mengambil langkah proaktif.
Melalui gelaran panen raya padi sehat dan pengukuhan Satuan Tugas (Satgas) Patriot Ketahanan Pangan, organisasi kepemudaan Nahdlatul Ulama ini mendeklarasikan komitmennya untuk menjadi garda terdepan dalam mewujudkan kedaulatan pangan dari tingkat desa.
Acara yang dihelat di kawasan pertanian Kejayan, Pasuruan ini bukan sekadar seremoni, melainkan penegasan awal dari sebuah gerakan masif yang menargetkan kemandirian pangan berbasis komunitas.
Kehadiran Bupati Pasuruan H. Mochamad Rusdi Sutejo, Wakil Bupati H. M. Shobih Asrori, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pasuruan, serta Ketua PW GP Ansor Jawa Timur, H. Musaffa Safril, menggarisbawahi keseriusan dan dukungan lintas sektor terhadap inisiatif ini. Musaffa Safril, dalam sambutannya saat mengukuhkan Satgas Patriot Ketahanan Pangan tingkat PC dan PAC se-Kabupaten Pasuruan, menekankan urgensi gerakan ini.
“Pengukuhan ini harus menjadi titik awal gerakan nyata di lapangan,” tegas Musaffa.
Ia mengingatkan bahwa sejarah membuktikan, hanya bangsa yang mampu memberi makan rakyatnya sendiri, yang akan bertahan, tetap tumbuh, dan memimpin di tengah turbulensi dunia.
Kedaulatan Pangan: Keniscayaan di Tengah Ketidakpastian Global
Lebih jauh, Musaffa menyoroti kerentanan sistem pangan global saat ini. “Di saat pasokan global rentan terganggu dan jalur logistik internasional bisa tersumbat kapan saja, maka bangsa yang tidak memiliki kedaulatan pangan akan berada dalam posisi terjepit. Krisis pangan bukan lagi bayangan masa depan, tetapi ancaman nyata di ambang pintu sejarah yang baru,” paparnya.
Pesan ini seolah menjadi alarm bagi Indonesia untuk segera memperkuat fondasi ketahanan pangannya. Kedaulatan pangan, menurutnya, adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa ditawar.
Menyambut seruan tersebut, Ketua PC GP Ansor Kabupaten Pasuruan, Abdul Karim, menguraikan strategi konkret di tingkat lokal. Gerakan ketahanan pangan ini, jelasnya, merupakan konsolidasi potensi kader dari tingkat cabang hingga ranting.
“Satu PAC (Pimpinan Anak Cabang) satu ladang, itu adalah komitmen kami untuk menjadikan gerakan ini benar-benar produktif,” ujar Karim optimis.
Target ambisius ini diharapkan dapat mengubah lanskap pertanian lokal dan memberdayakan kader Ansor secara ekonomi.
Padi Sehat Organik Sebagai Model dan Kontribusi Nyata
Sebagai simbolisasi komitmen tersebut, acara ditutup dengan panen raya padi sehat organik rendah gula. Padi unggulan yang telah melalui uji laboratorium ini tengah dikembangkan oleh PC GP Ansor Pasuruan dan direncanakan menjadi model pertanian sehat yang dapat direplikasi oleh setiap PAC.
Inisiatif ini tidak hanya bertujuan meningkatkan produksi pangan, tetapi juga mempromosikan praktik pertanian berkelanjutan dan sehat.
Ketua PW GP Ansor Jatim menambahkan bahwa gerakan Patriot Ketahanan Pangan ini akan terus digulirkan dan diperkuat di seluruh wilayah Jawa Timur.
“Kami percaya, gerakan ini tidak hanya memperkuat ekonomi kader dan desa, tetapi juga menjadi bagian nyata dari kontribusi GP Ansor dalam menjaga stabilitas dan kedaulatan pangan bangsa,” pungkas Musaffa.
Dengan pendekatan kolaboratif yang melibatkan pemerintah daerah dan berbasis pada kekuatan kader di tingkat akar rumput, GP Ansor Pasuruan menunjukkan bahwa ketahanan pangan nasional bisa dimulai dari inisiatif-inisiatif lokal yang terorganisir dan berkelanjutan. Gerakan “Satu PAC Satu Ladang” berpotensi menjadi model pemberdayaan komunitas yang signifikan dalam menghadapi tantangan pangan masa depan (mbm/dnv).