INDONESIAONLINE – Mantan Menteri Agama Prof Dr H Said Agil Husain Al Munawar MA hadir memberikan siraman rohani dalam peringatan Nuzulul Quran yang digelar Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang, Selasa (17/4/2023). Kegiatan yang berlangsung di aula rektorat lantai 5 ini diikuti oleh seluruh sivitas Kampus Ulul Albab -sebutan UIN Malang.

Rektor UIN Maliki Malang Prof Dr H M Zainuddin MA menyampaikan  kebanggaan dan rasa terima kasih atas ketersediaan Prof Said Agil Husain hadir di kampus Islam yang mengusung visi unggul bereputasi internasional itu.

Prof Zainuddin dalam kesempatan tersebut juga meminta doa restu atas pembangunan Kampus III UIN Maliki. Saat ini sedang berlangsung proses pembangunan Kampus III  di Jalan Locari Desa Precet, Batu.

“Pembangunan Kampus III kali ini bekerja sama dengan Saudi Found Development (SFD),” kata rektor yang akrab disapa Prof Zain ini.

Prof Said Agil Husain dalam tausyiahnya menyampaikan pembahasan terkait Al-Qur’an. Dikatakannya, membahas perihal Al-Qur’an tentunya tak akan ada habisnya.
Seperti halnya yang termaktub dalam Al-Qur’an: jika air laut dijadikan tinta dan ranting pohon menjadi penanya, maka akan habis dan tidak akan cukup untuk mencatat kandungan isinya.

Baca Juga  Sukseskan Visi-Misi Rektor, Pegawai UIN Malang Harus Punya Kompetensi

Menurut Prof Said Agil Husain,  Al-Qur’an menjadi bukti kebesaran dan keagungan Allah. Al-Qur’an diturunkan dalam tiga periode. Dimulai dari lauh mahfud hingga ke bumi dan diturunkan secara berangsur-angsur untuk menjawab atas kasus permasalahan yang dihadapi oleh umat.

Jika ada orang yang mengatakan Al-Qur’an dibandingkan dengan perkembangan era saat ini merupakan hal yang jadul, maka ditegaskan Prof Said Aqil Husain bahwa orang tersebutlah yang justru merupakan orang jadul. Sebab, penyajian isi Al-Qur’an dijelaskan tetap aktual hingga saat ini.

Dalam Al-Qur’an telah dijelaskan bahwa Al-Qur’an diturunkan kepada orang yang bertakwa dan beriman. Hal ini sebagaimana telah dijelaskan dalam Surat Al-Baqarah. “Dan selain itu, Al Qur’an juga menjadi syifa’ atau obat, dan rahmat bagi yang beriman,” ungkapnya.

Lebih lanjut dijelaskan, membahas Al-Qur’an tentunya membutuhkan seperangkat ilmu seperti ilmu pengetahuan, yaitu perlu pendekatan dengan ulumul Quran. Dan untuk memahami isi hadis pun, dibutuhkan ulumul Hadis.

Baca Juga  Unisba Blitar Beri Pelatihan Supervisi Klinis Kolaboratif kepada Sekolah Yayasan Masjid Hidayatullah

“Jadi jika ingin memahami isi Al-Qur’an dan hadis, dibutuhkan ilmu,” kata Prof Said Agil Husain.

Untuk bisa memahami petunjuk dalam Al-Qur’an, sambung Prof Said Agil Husain, bukan hanya didengarkan saja, namun juga dibaca. Terlebih lagi, membaca Al-Qur’an dalam setiap hurufnya mengandung 10 kebaikan. Maka dari itu, memahami Al-Qur’an bukan hanya mendengarkan, namun juga membaca.

“Bisa jadi yang mendengarkan tidak mengetahui ujungnya isi dari ayat yang didengarkan. Akan tetapi jika dibaca, maka akan melihat langsung seperti apa kalimatnya,” terangnya.

Al Qur’an itu, tambah Prof Said Agil, memiliki kosakata yang begitu banyak. Ada 77.994 kosakata. Selain itu, dalam setiap hurufnya memiliki banyak makna. Maka dari itu, orang yang memahami isi Al-Qur’an beserta ilmunya akan selalu disertai oleh para malaikat Allah SWT. “Orang yang memuliakan ahlul Qur’an maka Allah akan memuliakan orang tersebut,” pungkasnya. (as/hel)