INDONESIAONLINE – Menjadi haji mabrur merupakan harapan setiap umat Muslim yang menunaikan ibadah haji. Rasulullah SAW berpendapat terdapat tiga ciri haji yang mabrur.
Haji merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dikerjakan bagi yang mampu, dalam arti mampu secara fisik, harta, dan hati. Pergi haji bisa diartikan sebagai jihad karena mencurahkan tenaga dan meninggalkan keluarga demi memenuhi panggilan Allah.
Apa Itu Haji Mabrur?
Melansir situs resmi Kementerian Agama, Sekretaris Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Dr Abdul Mu’thi menjelaskan, dari segi etimologi, al mabrur adalah isim maf’ul dari akar kata al birru, yang memiliki arti kebaikan atau kebajikan. Jadi, al hajjul mabruru artinya haji yang diberikan kebaikan dan kebajikan.
Dari segi makna istilahnya, haji mabrur berarti haji yang diterima oleh Allah, kemudian berdampak pada kebaikan diri serta bermanfaat bagi orang lain.
Mengutip NU Online, menurut istilah syar’i, haji mabrur ialah haji yang dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya, dengan memperhatikan berbagai syarat, rukun, dan wajib, serta menghindari hal-hal yang dilarang (muharramat) dengan penuh konsentrasi dan penghayatan semata-mata atas dorongan iman dan mengharap ridha Allah SWT.
Ciri-Ciri Haji Mabrur Menurut Rasulullah SAW
Predikat mabrur merupakan hak prerogatif dari Allah SWT kepada hamba yang dikehendaki-Nya. Tetapi, seseorang yang meraih haji mabrur memiliki ciri-ciri tersendiri.
Rasulullah SAW juga pernah memberikan kisi-kisi tanda seseorang mendapatkan predikat mabrur. Ini tercatat oleh Imam Ahmad dalam Musnad.
قالوا: يَا رَسُولَ اللهِ، مَا الْحَجُّ الْمَبْرُوْرُ؟ قال: “إِطْعَامُ الطَّعَامِ، وَإِفْشَاءُ السَّلَامِ
Para sahabat berkata, ‘Wahai Rasulullah, apa itu haji mabrur? Rasulullah menjawab, “Memberikan makanan dan menebarkan kedamaian.”
Selanjutnya, sebagaimana dikutip Imam Badrudin Al-Aini dalam Umdatul Qari:
سئل النبي ما بر الحج قال إطعام الطعام وطيب الكلام وقال صحيح الإسناد ولم يخرجاه
Rasulullah SAW ditanya tentang haji mabrur. Rasulullah kemudian berkata, “Memberikan makanan dan santun dalam berkata.” Al-Hakim berkata bahwa hadis ini sahih sanadnya tetapi tidak diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.
Dari dua hadis di atas, kita mengetahui kalau ciri-ciri haji mabrur setidaknya ada 3:
• Santun dalam bertutur kata (thayyibul kalam)
• Menebarkan kedamaian (ifsya’us salam)
• Memiliki kepedulian sosial, contohnya mengenyangkan orang lapar (ith’amut tha’am).
Dari tiga ciri ini, bisa disimpulkan bahwa predikat mabrur yang diraih oleh seseorang yang telah menjalankan ibadah haji tidak hanya memberikan dampak terhadap kehidupan orang tersebut, melainkan juga berdampak besar kepada sisi sosial di lingkungan orang yang berangkat haji tersebut.
Ditegaskan pula dalam hadis Rasulullah SAW riwayat Imam al-Bukhari, tidak ada balasan yang pantas diberikan bagi haji mabrur kecuali surga. Itulah mengapa, jemaah haji berharap dapat menjadi haji mabrur.
Bagaimana Mencapai Haji Mabrur?
Jika ingin mencapai haji mabrur, kita peru melakukan aktivitas yang mendukung pencapaian tersebut.
1. Pahami Ajaran Agama dengan Baik
Persiapan pertama dalam usaha mencapai haji mabrur adalah memahami ajaran agama Islam dengan baik, termasuk manasik hajinya. Sebab, amal ibadah yang tidak disertai ilmu bisa saja sia-sia.
2. Pastikan Rezeki Halal
Kedua, pastikan rezekinya halal. Jangan sampai berangkat ibadah haji menggunakan uang hasil curian. Ibadah ini tidak akan diterima.
3. Tingkatkan Amal Ibadah
Langkah persiapan ketiga adalah menyempurnakan amal ibadah.
Pada saat pelaksanaan ibadah haji, kita perlu memastikan terlaksananya syarat, rukun, dan wajib haji. Sunah-sunah haji juga harus dipahami, termasuk hal-hal yang terlarang agar dapat dijauhi. (mt/hel)